Bagaimana Sikap Warga Menyambut Pesta Demokrasi Kita?

By , Selasa, 8 Juli 2014 | 08:35 WIB

Pemungutan suara untuk Pemilu Presiden semakin dekat. Namun, tanggapan masyarakat masih beragam soal pemberian suara untuk menentukan presiden ini.

Sebagian masyarakat terlihat antusias, apalagi mereka yang sudah menentukan pilihan. Namun, ada pula sebagian warga yang bahkan masih tak berminat menggunakan hak pilihnya.

"Di sinilah 'pesta' sebenarnya. Tunjukin kalau kita loyal dukung mereka (capres-cawapres)," ujar Sari, salah seorang pegawai swasta, yang ditemui saat santap malam di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat, Senin (7/7) malam.

Sari menuturkan, beberapa teman dekatnya yang biasanya bersikap apatis terhadap pemilu presiden kini justru bersemangat menyambut 9 Juli 2014. Menurut dia, teman-temannya itu bahkan aktif mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing kandidat.

Meski begitu, Sari juga tidak setuju denagn sikap para relawan yang sangat fanatik membela salah satu calon. "Ntar pas kalah, kita yang nyesek," ujar dia.

Berbeda pandangan dengan Sari, pegawai bank bernama Sindy justru merasa pemilu kali ini membingungkan. "Nggak kayak yang 5 tahun kemarin. Kayaknya (waktu itu) sudah fix banget, kelihatan calon yang bagus untuk dipilih," ujar dia, saat dijumpai di bilangan Semanggi.

Sindy berpendapat, ada dua kemungkinan penyebab pemilu ini dia rasa membingungkan. Pertama, sebut dia, karena banyaknya kampanye hitam atau negatif di antara dua kubu kandidat.

Kemungkinan kedua, lanjut Sindy, karena dirinya yang tidak mendalami politik. "Entah mungkin saya yang memang dasarnya nggak ngerti politik," kata Sindy sambil tertawa.

Menurut Sindy, pemberitaan media juga menambah kebingungannya. Pada satu waktu, dia merasa sudah bisa menentukan pilihan. Namun, pemberitaan negatif membuat dia berpikir ulang tentang pilihannya itu.

"Lihat berita lainnya jadi mikir juga buat milih calon yang satunya," tutur Sindy. Dia kemudian malah melihat kedua calon sama-sama tidak baik.

Sindy pun lalu menjadi ragu dan malah memutuskan kembali tidak menggunakan hak pilihnya seperti yang dia lakukan pada Pemilu Legislatif 2014. Dia mengaku paham bahwa pilihannya pun bukan yang terbaik tetapi dia tidak mau ambil pusing.

Pada akhirnya, pilihan dan persepsi tentang Pemilu Presiden 2014 kembali kepada para pemilih dan pemilik hak suara. Bagaimana pilihan dan persepsi Anda?