Mapala UI Tidak Setuju Atas Pembubaran Pecinta Alam SMA

By , Selasa, 8 Juli 2014 | 14:05 WIB

Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) menyatakan tidak setuju atas pembubaran kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam (PA) di SMA seluruh wilayah DKI Jakarta.

"Mapala UI tidak setuju dengan pembubaran PA di SMA. Kalau mengutip kata-kata Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, 'pendidikan itu ada tiga: di keluarga, di sekolah, dan di pergerakan'. Organisasi PA di SMA adalah salah satu bentuk dari pendidikan dalam pergerakan," kata Ketua Mapala UI Ridwan Hakim, Selasa (8/7).

Ridwan melanjutkan, dalam kegiatan ekskul PA, siswa diajarkan hal-hal yang tidak didapat di bangku kelas. PA juga tempat pembentukan karakter berbasis kegiatan alam bebas.

"Hanya memang diperlukan kepelatihan yang baik dengan pelatih yang benar-benar berpengalaman karena kegiatan alam bebas memang memiliki risiko yang relatif lebih tinggi," ujar mahasiswa angkatan 2010 jurusan Kimia yang sudah berkecimpung dalam kegiatan ekskul pencinta alam sejak SMA tersebut.

Pembubaran kegiatan pencinta alam dipicu oleh tewasnya dua siswa kelas X SMAN 3, Setiabudi, Jakarta Selatan. Mereka meninggal saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam di Tangkubanparahu, Bandung, Jawa Barat.

Mereka adalah Arfiand Caesar Al Irhami (16) dan Padian Prawiryo Dirya (16). Sebelum meninggal, Arfiand sempat dirawat di RS MMC. Polisi memastikan, Arfiand tewas akibat pendarahan di dalam tubuh. Luka dalam itu terjadi setelah korban diduga dihajar dengan benda tumpul oleh seniornya.