Mengapa Dunia Internasional Beri Perhatian Pada Pemilihan Presiden Kita?

By , Selasa, 8 Juli 2014 | 19:35 WIB
()

Pada Rabu (9/7), rakyat Indonesia akan memberikan suaranya untuk memilih presiden baru untuk memerintah lima tahun ke depan. Ternyata hiruk pikuk pemilihan presiden Indonesia ini mendapat perhatian dunia internasional.

Mengapa pemilihan presiden Indonesia menjadi penting untuk dunia internasional? Ini lima alasannya.

1. Demokrasi "raksasa"

Indonesia adalah negeri demokrasi terbesar ketiga di dunia. Tercatat, 187 juta orang memiliki hak suara dalam Pilpres 2014, termasuk 67 juta pemilih baru. Hal terpenting lainnya adalah pemilihan presiden ini menjadi yang pertama perpindahan kekuasaan Indonesia dari satu presiden yang terpilih secara demokratis ke presiden berikutnya.

2. Ekonomi yang sehat

Indonesia dalam beberapa tahun belakangan menjadi kekuatan ekonomi dunia yang semakin diperhitungkan. Sempat "lumpuh" akibat krisis finansial Asia pada 1998, Indonesia kini menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Indonesia kini juga menjadi anggota kelompok G20 dan salah satu negara dengan performa ekonomi terbaik di dunia. Indonesia juga dianggap menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru bersama Maroko, Turki dan Nigeria.

Diperkirakan, pada 2030 perekonomian Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terkuat ketujuh di dunia. Meski demikian sekitar 32 juta rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Namun, potensi ekonomi Indonesia masih banyak diganggu dengan maraknya korupsi dan buruknya infrastruktur.

3. Masyarakat yang dinamis

Sejak tumbangnya rezim Suharto yang berkuasa selama 32 tahun, sistem pemerintahan Indonesia berubah dari sentralistis menuju ke alam demokrasi.

Meski masih diwarnai jual beli suara dan politik uang, secara umum pemilihan umum di Indonesia dianggap bebas dan adil. Kondisi ini mendorong tumbuhnya masyarakat sipil paling dinamis di Asia Tenggara, ditambah jurnalisme bebas yang kritis.

Sayangnya, korupsi masih menjadi hantu dan masalah besar di Indonesia. Namun, Indonesia berusaha mengikis korupsi dengan membentu lembaga pemberantas korupsi KPK yang sejauh ini cukup berprestasi.

KPK sudah mengirim sejumlah politisi ternama ke penjara, dan yang terbaru adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang divonis penjara seumur hidup akibat korupsi dan suap.

Seorang ibu raja yang beragama Kristen memeluk saudaranya raja yang Muslim. Peristiwa ini terjadi dalam rangkain upacara adat saat umat Islam dari kampung Rohumuni di pulau Haruku membantu pendirian gereja di Tuhaha, pulau Saparua. (Festival Orang Basudara/Hilary Syaranamual)

4. Islam moderat

Dengan 90 persen dari 240 juta penduduknya memeluk agama Islam, Indonesia menjadi contoh di mana Islam dan demokrasi bisa hidup berdampingan.

Meski Timur Tengah masih menjadi pusat Islam, namun Indonesia memiliki jumlah umat Islam jauh lebih banyak dibanding seluruh kawasan Timur Tengah.

Umat Muslim Indonesia yang sebagian besar beraliran moderat dan bersama pemerintah ikut menekan tumbuhnya ekstremisme Islam yang muncul sejak peristiwa Bom Bali 2002.

Konstitusi Indonesia menjamin adanya kebebasan beragama dan kebebasan itu dilindungi negara. Meski dalam beberapa tahun terakhir sejumlah kasus intoleransi kembali muncul di beberapa daerah.

5. Kesatuan nasional

Terdorong keinginan untuk memainkan peranan lebih besar di panggung global, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mempersatukan negeri yang paling beragam di dunia ini.

Meski terdiri dari 17.000 pulau dengan ratusan etnis dan bahasa, bangsa ini sejak 1945 terikat menjadi satu negara, Indonesia.

Indonesia selalu menjadi contoh global tentang keuntungan dari sebuah kebersamaan. Kedua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, mengklaim diri sebagai seorang nasionalis.

Siapapun yang akan memenangkan pemilihan presiden, dunia kemungkinan besar akan menghadapi Indonesia berbeda setelah 9 Juli 2014.