Masjid Raya Baiturahman Bantul, Simbol Persahabatan Warga Aceh dan Yogyakarta

By , Kamis, 10 Juli 2014 | 13:37 WIB

Jika anda penasaran dengan keindahan Masjid Raya Baiturahman yang berada di Aceh, anda tidak perlu bersusah payah pergi ke provinsi paling barat Indonesia tersebut.

Pasalnya, di Dusun Plurugan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul terdapat sebuah masjid yang merupakan miniaturnya: Masjid Raya Baiturahman Bantul.

Masjid yang terletak tepat di sisi utara simpang empat Ringroad Selatan Madukismo merupakan masjid yang menjadi simbol persahabatan antara masyarakat Aceh dan Yogyakarta. Dijelaskan oleh Ardian, satu diantara pengurus masjid, Miniatur Masjid Baiturahman ini dibangun setelah terjadi bencana gempa Jogja 2006.

"Dulu saat peristiwa tsunami Aceh tahun 2004 banyak warga masyarakat Aceh merasa sangat terbantu dengan bantuan masyarakat Yogyakarta. Maka saat Yogyakarta terkena musibah gempa, rakyat Aceh ingin membantu dengan membangun sebuah masjid," terang Ardian.

Sesuai dengan namanya, Miniatur Masjid Raya Baiturahman, masjid tersebut memang didesain menyerupai bentuk asli Masjid Raya Baiturahman. Untuk memastikan kemiripanya dengan masjid aslinya, pembangunan masjid ini dipimpin langsung seorang arsitek dari Aceh.

Masjid ini memiliki lima kubah, dengan satu kubah utamanya berada di tengah dan memiliki ukuran paling besar. Sedangkan keempat kubah lainya berada di utara dan selatan kubah utama dan memiliki ukuran lebih kecil. Warna dan bentuk dari kubah-kubah tersebut dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Selain kubah, juga terdapat dua menara yang berdiri di sisi utara dan selatan bangunan masjid.

"Detail masjid ini pun dibuat persis dengan masjid aslinya. Ornamen dinding dan detail kubah masjid ini sama persis dengan masjid Raya Baiturahman, pengerjaanya pun diawasi langsung pihak dari Aceh," ungkap Ardian

Masjid yang menempati lahan seluas 900 meter persegi tersebut sepenuhnya dibangun menggunakan dana bantuan dari rakyat Aceh dan Pemerintah daerah Aceh. Masjid ini dibangun tahun 2006. Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan oleh Wakil Gubernur Aceh saat itu yakni Muhammad Nazar.

"Peresmian masjid ini dilakukan pada 2010 bersamaan dengan erupsi Merapi. Rencananya yang akan melakukan peresmian adalah wakil Gubernur Aceh, tetapi beliau tertahan di Semarang karena erupsi Merapi," terang Ardian.

Selain digunakan untuk tempat beribadah, Miniatur Masjid Raya Biaturahaman juga sering digunakan untuk lokasi prewedding dan akad nikah. Letaknya yang berada di tepi jalan lingkar selatan kerap menjadikanya persinggahan jemaah yang sedang menempuh perjalanan, terlebih saat bulan Ramadan seperti ini.