Paus Fransiskus, sebelum doa Angelus pada Minggu (13/7), menyerukan gencatan senjata di Timur Tengah dan mengatakan bahwa pertemuannya pada Juni lalu dengan presiden Israel dan Otoritas Palestina tidak sia-sia.
"Saya mendesak semua pihak yang berkepentingan dan semua mereka yang punya tanggung jawab politik di tingkat lokal dan internasional untuk tidak berhenti berdoa, maupun berupaya untuk menghentikan permusuhan dan mencapai perdamaian yang diinginkan demi kebaikan semua pihak," kata Paus. CNN melaporkan, Paus berbicara dalam bahasa Italia dari jendela apartemennya di atas Lapangan Santo Petrus.
Juni lalu, Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel Shimon Peres berkomitmen untuk mengupayakan perdamaian ketika berkunjung ke Vatikan. Itu pertama kalinya Paus menjadi tuan rumah pertemuan doa bagi dua pemimpin yang terlibat dalam konflik itu.
"Seseorang mungkin berpikir bahwa pertemuan tersebut berlangsung sia-sia. Justru sebaliknya, karena doa membantu kita untuk tidak membiarkan yang jahat menang. Doa membuat (kita) tidak melibatkan diri dalam kekerasan dan kebencian dan lalu melakukan dialog dan rekonsiliasi," kata Paus.
Doa Angelus merupakan doa tradisional yang dilakukan pada hari Minggu siang setelah sebuah khotbah singkat dari Paus.
Konflik antara Israel dan militan Palestina meningkat bulan ini menyusul embunuhan tiga remaja Israel dan seorang remaja Palestina.
Sejak Senin lalu, puluhan orang di Gaza telah tewas, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Walau beberapa orang Israel terluka, tidak ada warga negara itu yang tewas akibat sejumlah roket yang ditembakkan Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza.