Warga Palestina yang meninggalkan Gaza utara sudah mencapai ribuan, setelah Israel memperingatkan bahwa mereka akan menyerang wilayah itu untuk menghentikan serangan roket.
PBB mengatakan 17.000 orang tengah mencari perlindungan di fasilitas pengungsian mereka selagi serangan udara dari Israel terus menerus datang selama enam hari.
Juru bicara lembaga PBB untuk pengungsian Chris Gunness mengatakan lewat Twitter bahwa mereka telah meningkatkan kapasitas kamp pengungsian dari 10.000 menjadi 20.000 orang.
Sementara itu, pasukan Israel mulai melakukan serangan darat pertama mereka dengan menyerbu sebuah lokasi yang diduga menjadi tempat peluncuran roket di Gaza.
Sejauh ini, sekitar 172 warga Palestina tewas sejak serangan Israel dimulai, menurut para pejabat kesehatan di Gaza.
Tidak ada pilihan
Korban termasuk 17 orang dalam satu keluarga yang tewas akibat serangan misil udara pada Sabtu malam.
Israel mengatakan serangan mereka ditujukan kepada militan Hamas dan "daerah-daerah teror". Namun PBB memperkirakan 77% korban tewas di Gaza adalah warga sipil.
Pada Sabtu (12/7) kemarin, Dewan Keamanan PBB mendesak gencatan senjata dan perundingan damai.
Utusan otoritas Palestina di Inggris, Manuel Hassassian, mengatakan kepada BBC News bahwa tidak ada tempat bagi warga Gaza untuk sembunyi.
"Tidak ada tempat perlindungan, tidak ada bunker, tidak ada tempat yang dituju, selain rumah mereka," katanya. "Jika mereka meninggalkan rumah, mereka akan menjadi korban di jalanan."