Maroko dan Indonesia memperkuat komitmennya untuk mengembangkan kerja sama tidak terbatas hanya pada perdagangan tetapi juga kerja sama di bidang pariwisata.
"Kedua negara akan fokus pada pertukaran pengalaman dan keahlian, mendorong para operator perjalanan wisata untuk bekerja sama dan juga menyelenggarakan misi-misi muhibah yang menguntungkan investor swasta dan operator," kata Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Mohamed Majdi, di Jakarta, Jumat (11/7).
Dubes Majdi mengatakan hal tersebut saat berbicara dengan sejumlah anggota Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI), pengusaha, akademisi dan mahasiswa pada sebuah forum bertajuk Ramadhan Dialogue Series. PJMI bekerja sama dengan Pusat Kajian Asia Tenggara (CSEAS) Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah menyelenggarakan forum tersebut yang bertema "Current Economic and Social Development in Africa".
Wakil Direktur Badan Pengkajian dan Penelitian Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri B. Dharmawan, Direktur Eksekutif CSEAS Dr Arisman, wartawan senior Parni Hadi dan Ketua PJMI Mohammad Anthoni menghadiri pertemuan tersebut.
Menurut Dubes Majdi, perusahaan-perusahaan dari kedua negara yang bergerak di sektor perjalanan dan wisata akan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas mereka.
Pada Maret tahun lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan mitra sejawatnya dari Maroko, memutuskan akan menandatangani satu persetujuan yang akan berlaku dalam waktu dekat.
Menyinggung perdagangan antara Maroko dan Indonesia, Dubes Majdi mengatakan trennya positif dan meningkat. "Tapi volume dan nilai perdagangannya masih rendah dan tidak mencerminkan harapan dan potensi yang dimiliki kedua negara," kata Majdi.