Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang selamat dari upaya percobaan pembunuhan Taliban tahun 2012, berkunjung ke Nigeria dan mendesak Boko Haram untuk membebaskan 219 orang siswi sekolah—yang disebutnya sebagai saudara—yang telah diculik sekitar tiga bulan lalu.
Sebelumnya, Malala mengatakan dunia tak bisa tinggal diam terhadap penculikan lebih dari 200 gadis di Nigeria.
Malala Yousafzai yang menjadi simbol internasional bagi perjuangan hak kaum perempuan menghadapi kelompok Islam garis keras, mengatakan untuk pertama kalinya presiden Nigeria berjanji akan menemui orang tua siswi-siswi tersebut.
“Harapan saya dalam ulang tahun kali ini adalah #BringBackOurGirls sekarang dalam kondisi selamat,” tuntut Malala, yang pada hari Senin (14/7) berulang tahun ke-17.
Dia menggunakan slogan media sosial yang juga telah digunakan di seluruh dunia guna menuntut pembebasan siswi-siswi yang diculik oleh kelompok ekstremis Boko Haram dari sebuah sekolah di kota Chibok, di pinggiran Nigeria Utara – bulan April lalu.
Malala menyampaikan imbauan itu secara langsung kepada para penculik.
“Letakkan senjata, bebaskan saudara-saudara Anda, bebaskan saudara-saudara saya, bebaskan putri bangsa ini, biarkan mereka bebas, mereka tidak melakukan kejahatan apapun,” ujar Malala. Ia menambahkan, “Boko Haram telah menyalahgunakan nama Islam… Islam mengajarkan persaudaraan”.
Malala Yousafzai juga berbicara menentang kebiasaan pernikahan dini di negaranya, suatu tradisi yang juga terjadi di Nigeria. Boko Haram telah mengancam untuk menjual sebagian siswi itu jika para pejuangnya tidak dibebaskan.
Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau, hari Minggu (13/7), memasang sebuah video baru di mana ia mengulangi tuntutannya agar pemerintah Nigeria membebaskan para gerilyawan yang ditahan sebagai ganti pembebasan siswi tersebut.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sejauh ini telah menolak tuntutan itu meski dimohon orang tua para siswi itu.