Sebelum Anda mengaplikasikan kayu dan bambu menjadi material penutup lantai, ada baiknya Anda mengenalnya terlebih dulu.
Secara umum, lantai kayu ataupun lantai bambu dibagi menjadi 3 jenis. Berikut ini uraiannya.
1. Lantai kayu solid. Lantai jenis ini terbuat dari kayu asli. Dahulu, orang mengenal bentuk lantai kayu solid ini berupa potongan kayu utuh yang dipasang untuk menutup permukaan lantai. Sekarang ini, lantai kayu solid sudah dibentuk menyerupai lantai kayu yang berbentuk lembaran panel dan memiliki celah yang memudahkan pemasangannya.
Ketebalan lantai solid lebih besar dibandingkan dengan jenis lantai kayu yang lain. Rata-rata ketebalan kayu solid antara 1,5 cm sampai 2,2 cm. Kelebihan lain yang dimiliki lantai solid, serat kayunya bisa tampak. Kayu solid ini juga paling kuat dibanding dua jenis lantai lain, namun harganya paling mahal. Kekurangan lantai kayu solid, di antaranya, tidak tahan terhadap perubahan cuaca, akan memuai susut jika tidak dirawat dengan tepat sebelum pemasangan.
Oleh karena itu, perlakuan khusus terhadap kayu harus dilakukan seperti kayu harus dioven terlebih dahulu untuk mengurangi kadar kelembapan kayu.
2. Lantai kayu engineered. Beberapa produsen menyebutnya dengan nama lantai kayu multi-layer. Jenis ini hampir mirip dengan kayu solid, yang berbeda terletak pada proses pembuatannya.
Kayu solid sebagai bahan baku dipotong dengan ketebalan tertentu dan ditumpuk secara bersilangan (horizontal dan vertikal). Setelah itu tumpukan tersebut ditekan supaya padat. Di bagian permukaan atasnya diberi lapisan pelindung sehingga tampilannya halus dan kotoran atau debu tidak mudah masuk ke dalam pori kayu.
3. Lantai kayu HDF. Jenis lantai ini disebut juga dengan nama lantai kayu laminated. Bahan dasar utamanya dibuat adalah serbuk kayu yang dipadatkan dengan suhu tinggi. Serbuk kayu yang dipadatkan inilah yang disebut HDF (high density fiber). Seperti lantai kayu engineered, di atas permukaan HDF diberi lapisan pelindung yang fungsinya untuk mencegah goresan.