Apakah MH17 Lintasi Wilayah Perang demi Hemat Biaya Bahan Bakar?

By , Jumat, 18 Juli 2014 | 12:48 WIB

Wilayah udara yang dilintasi pesawat Malaysia Airlines MH17 saat ditembak jatuh Kamis (17/7) kemarin bukan termasuk zona larang terbang. Namun maskapai penerbangan sudah diperingatkan tentang potensi bahaya saat melintasi wilayah tersebut, lapor Daily Mail, Jumat.Asosiasi Transportasi Internasional (International Transport Association/ITA) mengatakan, sebuah penilaian awal mengungkapkan, wilayah udara yang dilintasi pesawat itu 'tidak termasuk wilayah larang terbang'. Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor perbangan MH17 hilang kontak dengan menara kontrol ketika terbang di atas Ukraina timur. Pesawat itu kemudian diketahui jatuh dan diyakini telah ditembak oleh rudal darat ke udara. Semua 298 orang di dalam pesawat itu, termasuk belasan warga Indonesia, tewas. Siapa yang menembakan rudal itu, hingga kini belum diketahui.ITA yang berbasis di Genewa mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, diyakini bahwa wilayah udara yang dilintasi pesawat itu tidak termasuk zona larang terbang."Menurut laporan Daily Mail itu, pesawat jenis Boeing 777 itu terbang hanya 300 meter di atas wilayah udara larang terbang ketika ditembak jatuh. Pemerintah Ukraina telah melarang pesawat melitas hingga di ketinggian 32.000 kaki dari permukaan. Pesawat MH17 yang jatuh itu terbang di ketinggan jelajah 33.000 kaki. Namun itu berarti, pesawat tersebut masih dalam berada jangkauan rudal darat ke udara.Ada spekulasi bahwa pesawat MH17 yang nahas itu mengambil sebuah jalan pintas di atas wilayah konflik di Ukraina timur itu demi menghemat bahan bakar.Daily Mail melaporkan, saat kerabat para penumpang pesawat sedang berkumpul di bandara untuk mengetahui nasib orang-orang tercinta mereka, muncul kabar bahwa pesawat itu sudah  dua kali diperingatkan terkait risiko terbang di atas daerah di mana dua pesawat militer Ukraina sudah ditembak jatuh dalam pekan ini.April lalu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menyarankan para operator penerbangan untuk mempertimbangkan rute-rute alternatif setelah menguraikan 'kemungkinan adanya risiko serius bagi keamanan penerbangan sipil internasional.Senin lalu, Eurocontrol, badan yang mengkoordinasikan semua lalu lintas di wilayah udara Eropa, mengirimkan sebuah nota dinas bagi para penerbang, yang dikenal sebagai Notam, yang mengulangi peringatan itu dan mengatakan bahwa pihaknya 'sangat menyarankan untuk menghindari wilayah udara tersebut.Namun banyak operator penerbangan terus saja menggunakan rute itu karena rute tersebut lebih pendek dan karena itu lebih murah.Penerbangan MH17 itu lepas landas dari Amsterdam pada Kamis siang dan terbang di ketinggian sekitar 33,000 kaki di salah satu rute utama dari Eropa ke Asia. Pesawat itu terbang di ketinggian 33.000 kaki dengan kecepatan 490 knot ketika akhirnya hilang dari layar radar saat mendekati perbatasan Rusia.Diyakini bahwa pilot pesawat itu mengabaikan sejumlah peringatan untuk menghindari wilayah udara di atas Ukraina itu.Daily Mail melaporkan, pesawat Malaysia Airline itu menggunakan rute Ukraina tersebut demi menghemat bahan bakar karena berbelok ke utara atau selatan akan memakan waktu lama. Daily Mail mengatakan bahwa pesawat komersial Inggris, Eropa dan AS telah diperingatkan terkait penggunaan rute itu sejak April lalu.Sementara seorang pakar penerbangan mengungkapkan, "Malaysia Airlines, sebagaimana sejumlah operator lainnya, telah terus saja menggunakan rute itu karena rute tersebut lebih pendek, yang berarti lebih sedikit bahan bakar yang digunakan dan karena itu hemat uang."