Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir mengatakan bahwa secara fisik kereta mass rapid transit (MRT) tidak memiliki perbedaan dengan kereta rel listrik (KRL) yang saat ini beroperasi di Jakarta dan sekitarnya. Selain akan beroperasi di rel yang memiliki lebar yang sama, kereta MRT ataupun KRL juga sama-sama mengambil energi dari listrik yang dialiri dari bagian atas.
"Jadi apa yang membedakan MRT dan KRL, hampir tidak ada yang membedakan. Lebar rel sama dan listrik yang digunakan berasal dari aliran atas sehingga nantinya tidak menutup kemungkinan ada connecting," kata Nasyir, di Crown Plaza Hotel, Jakarta, Kamis (17/7).
Menurut Nasyir, perbedaan MRT dan KRL hanya terletak pada pelayanannya. Karena jalur MRT hanya berada di koridor layang dan bawah tanah, nantinya tidak akan ada rel yang bersinggungan dengan jalan raya (perlintasan sebidang).
"Karena tidak ada perlintasan sebidang, pelayanannya jadi lebih cepat. Nantinya keretanya akan tiba di stasiun per 5 merit," ujarnya.
MRT Jakarta diperkirakan akan beroperasi pada 2017. Nantinya, MRT akan melayani rute Lebak Bulus-Kampung Bandan. Dari Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja, MRT akan berjalan di atas koridor layang. Adapun dari Sisingamangaraja hingga Kampung Bandan, MRT akan berjalan di atas koridor bawah tanah.