Berikanlah tuas yang tepat, dan kita akan mampu memberi makan dunia.
Begitulah gagasannya kira-kira. Dalam masalah pangan dunia, sebenarnya perbaikan harus difokuskan. Sebab produksi pangan hanya berasal dari hanya segelintir negara. Maka jika berkonsentrasi pada tempat-tempat ini dalam melakukan perbaikan, kita dapat memberi makan tiga miliar lebih orang dan secara besar-besaran mengurangi kerusakan lingkungan dari pertanian.
"Cara kita mengembangkan agrikultur saat ini benar-benar tidak berkelanjutan," kata Paul West, dari University of Minnesota di St Paul, Minnesota, Amerika Serikat, penulis studi yang sudah terpublikasikan di jurnal Science.
West dan para koleganya mencari daerah-daerah yang paling potensial untuk mengubah cara bercocok tanam demi memperbaiki produksi. Mereka berfokus pula pada 17 tanaman yang akan merepresentasikan 86 persen kalori tanaman seluruh dunia.
Studi West ini menyarankan tiga ranah fundamental untuk bisa mendorong produksi pangan secara berkelanjutan: meningkatkan hasil dari pertanian tak produktif, mengurangi pembororosan sumber daya sepert air, mengganti pola konsumsi.
Dikatakan pula, kita semua harus mengurangi makan daging, menandaskan bahwa tanaman digunakan untuk pakan ternak di AS, Tiongkok, Eropa Barat dan Brasil bisa memberi makan hingga 2,4 miliar orang.
Dia mengidentifikasi bagian-bagian dunia mana yang bisa jadi daerah paling potensial. Indonesia ditandai sebagai wilayah yang memiliki masalah deforestasi. (Lihat peta di bawah ini)