Menjelajahi Museum Unik di Bangkok (1)

By , Senin, 15 Desember 2014 | 08:00 WIB

Kota ini juga memiliki museum-museum unik. Sebagai pecinta museum, jalan-jalan ke museum seperti membuka kotak Pandora, banyak kejutan. Seperti pengalaman saya ketika berkunjung ke Bangkok. Alih-alih mengunjungi mal, saya membuat daftar kunjungan ke menjelajahi beberapa museum unik di Bangkok.

Erawan Museum

Museum ini ada di list pertama karena saya menemukan informasi kalau museum ini bentuknya gajah berkepala tiga. Membayangkan bahwa saya akan jala-jalan di dalam tubuh gajah berkepala tiga setinggi 43,6 meter dan seberat 150 ton, sudah membuat saya excited.

Dengan mengandalkan Global Positioning System (GPS), saya mengikuti arahan agar sampai ke museum. Saat naik bis, saya sengaja pilih bangku yang di sebelah kaca. Maklum tidak semua orang Thailand bisa berbahasa Inggris, apalagi kalau kita naik kendaraan umum seperti bis. Jadi dari balik jendela, saya mencecar sekeliling untuk mencari pertanda. And voila, tiba-tiba saya lihat gajah berkepala tiga yang begitu besar muncul di balik fly over. Ah rasanya seperti menemukan pacar yang hilang.

Lantai dasar dari museum ini namanya earth. Di sini kita akan melihat empat pilar besar yang menyokong bangunan. Keempat pilar itu berisi indahnya ajaran agama-agama besar di Asia. Jadi pemilik museum, Lek Viriyapthant, memang ingin menampilkan pengalaman filosofis yang dipadukan dengan keindahan artistik. Lek sendiri adalah pengusaha terkenal di tahun 40-an. Dia terinspirasi untuk membuat museum berbentuk gajah berkepala tiga karena dia dengar ada orang yang mau membuat museum berbentuk apel. Dari situ Lek malah tertantang untuk membuat museum gajah berkepala tiga.

Kenapa gajah berkepala tiga? Karena untuk pemeluk Budha, gajah adalah kendaraan Dewa Indra. Ini adalah dewa tertinggi yang juga dewa hujan. Gajah yang dinaiki Dewa Indra akan memberikan air ke bumi agar tidak terjadi kekeringan. Untuk masyrakat agraris seperti Thailand, Dewa Indra dan gajah berkepala tiga menjadi simbol yang penting. 

Setelah itu kita akan diajak menaiki tangga yang diberi nama ladder to heaven. Dan ternyata tangga ke surga ataus nirwana itu cantik banget. Di sepanjang tangga kita akan dimanjakan dengan detail keramik-keramik yang setiap potongannya membentuk mozaik yang indah.

Adalah seniman asal Jerman, Jacob Schwarzkopt yang mendesain sisi artistik dari museum ini. Dan Schwarzkopt lumayan berhasil menggabungkan seni gaya timur dengan barat. Salah satu sentuhan seni baratnya ada di ujung dari keempat pilar, kita akan melihat langit-langit bergambar bola dunia dari keramik kaca. Rasanya kaya ada di dalam gereja-gereja Katolik kuno.

Setelah puas berada di earth, mari menaiki tangga menuju nirwana. Tangga yang berbentuk naga ini memang berkelok-kelok dan panjang. Hingga di anak tangga terakhir, kita akan disambut dengan patung singa emas. Tempat ini dinamakan Singha Balcony dan berada di sini berarti kita tepat di dalam perut gajah. Dan di Singha Balcony inilah saya coba mengatur napas saya kembali. Karena ternyata menaiki anak tangga yang panjang, berkelok, dan menyempit cukup membuat napas timbul-tenggelam. Menaiki tangga surga memang tidak semudah yang dibayangkan.  

Setelah kembali bertenaga, saya pun masuk ke cosmos. Di sini ada sebuah patung Budha dengan tempat sembahyang yang tidak terlalu besar. Sepertinya ini persiapan untuk memasuki nirwana. 

Dan benar saja, sesampainya di nirwana atau mythical garden saya kagum luar biasa. Patung-patung Budha yang sudah berusia ratusan tahun itu, menyambut saya dengan tenang. Saya melihat begitu banyak umat Budha yang berdoa khusyuk di ruangan yang teduh itu. Saya semakin tidak bisa berhenti kagum setelah melihat ada banyak rasi bintang terbentang di langit-langitnya. Bukan rasi bintang saja, di sana juga ada matahari, lengkap dengan taburan bintang-bintang emas. Ah luar biasa sekali untuk sampai di sini, saya sampai ikut bikin sesi curhat kepada pemilik hidup, seperti pengunjung lainnya yang sedang berdoa.

Alamat : 99/9 Moo 1, Bangmuangmai, Samut Prakan

Jam buka : tiap hari, 09.00-18.00

Tiket : 300 THB (Rp 100.000)