Siriraj Museum yang dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Siriraj ini terdiri dari dua bagian yaitu Siriraj Medical Museum dan Siriraj Bimuksthan Museum. Di Siriraj Medical Museum, kita bisa belajar tentang dunia kedokteran. Tenang, belajar kedokteran di sini tidak perlu sampai bikin kening mengkerut. Karena konsepnya sangat menarik dan interaktif.
Awalnya mereka akan menjelaskan tentang perkembangan dunia kedokteran di Thailand. Di sini mereka bercerita perubahaan distrik Thon Buri, tempat museum ini berada. Untuk merasakan kondisinya ketika itu, kita bisa merasakan naik kereta kuno. Dengan teknologi 4 dimensi, kita benar-benar seperti di dalam kereta yang bergerak. Apalagi ada sesi rambut ketiup-tiup angin lengkap dengan topi yang seolah melayang ke arah kita.
Setelah itu, kita akan masuk ke bagian di mana kita bisa tahu tentang ilmu kedokteran. Simulasi yang menarik menurut saya adalah dua patung yang seolah menjadi pasien. Kita bisa mendengarkan bunyi jantung mereka melalui simulasi statoskop. Setelah itu, kita akan masuk ke simulasi kamar operasi. Pada jam-jam tertentu malah ada pemutaran videonya, lengkap dengan alat peraga jadi kita bisa berdiri di antaranya untuk ambil bagian dalam tindakan operasi.
Berada di museum ini saya seperti sedang berada di adegan fim film CSI, NCSI, atau Bones. Pasalnya, mereka menunjukkan bagaimana kondisi tubuh yang terkena tusukan, tabrakan, atau diracun. Bagian per bagian tubuh ditampilkan jelas dengan informasi yang detail seperti bagaimana hal itu mengganggu organ vital di sekitarnya sehingga berakibat kematian. Oh ya, catatan penting, tubuh yang tampilkan adalah bagian tubuh benaran yang sudah diawetkan yang kemudian ditaruh di dalam kaca bening. Iih, serem.
Bukan cuma tubuh, di sini ditampilkan juga tulang-tulang manusia dari korban-korban tusukan, tembakan, atau tabrakan. Khusus yang korban tembakan, tengkoraknya akan diberi tanda bagaimana peluru masuk hingga menembus ke dalam. Penjelasannya bikin saya seperti sedang melakukan investigasi kasus penembakan.
Tapi kemudian saya terenyuh melihat bayi-bayi yang diawetkan. Ini adalah bayi-bayi yang meninggal karena aborsi, cacat, atau meninggal karena sakit. Dan di depan bayi-bayi yang diawetkan ini, pengunjung ada yang menaruh cokelat, permen, atau mainan. Itu memang cara orang Thailand memberikan penghormatan kepada jiwa-jiwa yang mendahului mereka. Melihat itu entah kenapa saya malah sedikit berkaca-kaca.
Tapi emosi saya segera berganti ketika berdiri di hadapan dua penjahat sadis yang diawetkan. Mereka adalah pelaku sodomi terhadap anak-anak yang dihukum mati. Lalu penjahat yang satunya adalah pemerkosa. Berdiri di depan mereka bikin saya merinding. Apalagi setelah membaca track record kejahatan mereka, emosi saya campur aduk, mulai dari marah, takut, dan horor. Kayaknya saya memang enggak cocok jadi ahli forensik, terlalu emosional.
Alamat : 2 Wanglung Road, Bangkoknoi, Bangkok
Jam buka: tiap hari 10.00-17.00 (kecuali Selasa dan libur nasional).
Tiket : Kedua Museum 300 THB (Rp 100.000) Satu Museum 200 THB (Rp 70.000)