Jatuhnya Malaysia Airlines MH17 di Ukraina yang diduga kuat akibat ditembak peluru kendali menimbulkan pertanyaan mengapa pesawat itu harus melintasi kawasan konflik tersebut.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai, Jumat (18/7), mengatakan, pesawat MH17 melintasi wilayah itu karena meyakini wilayah tersebut aman dari risiko.
Selain itu, Liow menegaskan, rute yang dilewati Malaysia Airlines MH17 sudah mendapat persetujuan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan dilintasi oleh banyak maskapai lain.
Setelah tragedi yang menimpa Malaysia Airlines MH17 itu, ICAO kemudian menutup jalur penerbangan yang melintasi kawasan konflik Ukraina tersebut.
"Kami menerbangi rute ini selama bertahun-tahun. Rute ini aman dan itulah yang menyebabkan kami menggunakan rute itu," kata Liow.
Liow mengatakan, 15 dari 15 maskapai yang tergabung dalam Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik menggunakan rute yang sama dengan yang digunakan Malaysia Airlines. Begitu pula dengan maskapai-maskapai Eropa.
"Beberapa jam sebelum insiden, beberapa maskapai lain dari berbagai negara juga melintasi rute tersebut. Tak ada instruksi apa pun yang diberikan kepada pilot MH17 untuk mengubah rute penerbangan," tambah Liow.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional, termasuk Qantas Airways dari Australia dan dua maskapai penerbangan utama Korea Selatan, memang tidak menggunakan rute ini sejak beberapa bulan lalu terkait konflik antara Ukraina dan milisi pro-Rusia.