Tragedi MH17, Australia Desak Penyelidikan Internasional

By , Minggu, 20 Juli 2014 | 12:45 WIB

Australia melakukan kepemimpinan untuk mendesak penyelidikan internasional mengenai tragedi ditembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines di Ukraina dengan mengirimkan Menteri Luar Negeri, Julie Bishop ke Amerika Serikat. 

Ungkapan duka dari berbagai negera di dunia terus mengalir pasca tragedi ditembak jatuhnya pesawat MH17 yang menewaskan 298 orang, termasuk 28 warga Australia dan delapan penduduk tetap Australia. 

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop tengah dalam perjalanan menuju New York guna melobi Amerika Serikat agar mendesak Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi yang memungkinkan dilakukannya penyelidikan internasional atas tragedi MH17. 

Rusia memang bisa memveto keputusan itu dan sampai sekarang belum jelas bagaimana sikapnya atas usulan resolusi itu, namun sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah memberikan sinyal akan mendukung penyelidikan multinasional. 

Pengamat Internasional saat ini telah diizinkan mengunjungi lokasi reruntuhan pesawat MH17 , meskipun sejumlah pemberontak bersenjata masih berusaha mendekat sejumlah lokasi reruntuhan pesawat tersebut. 

Ukraina klaim separatis rusak barang bukti di lokasi reruntuhan MH17 

Ukraina menuding pemberontak pro Rusia telah menghalangi penyelidik dan menghilangkan mayat dari lokasi kecelakaan Malaysia Airlines MH17 untuk menutupi kesalahan mereka dalam peristiwa ditembak jatuhnya pesawat maskapai sipil tersebut. 

Dalam sebuah pernyataannya pemerintah Ukraina mengatakan secara resmi bahwa teroris, dengan bantuan Rusia telah berusaha merusak bukti-bukti dari peristiwa kejahatan internasional. 

"Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah Ukraina, teroris telah mengambil 38 mayat dari lokasi reruntuhan pesawat di Donetsk." 

Ukraina juga menuding sejumlah pakar beraksen Rusia telah mengancam akan melakukan otopsi mereka sendiri.  

Pemberontak pro Rusia, yang menginginkan kemerdekaan dari Provinsi Donbass di Ukraina Timur yang memang dikenal sebagai wilayah yang mayoritas penduduknya berbicara dengan logat Rusia, mengatakan mereka belum berhasil mencapai lokasi reruntuhan MH17, namun sedikitnya beberapa orang dari kelompok mereka yang sudah berada dilokasi melihat ada sejumlah mayat yang sudah diangkut dari reruntuhan tersebut dengan menggunakan truk.