Tragedi MH17, Vietnam Airlines Ubah Rute Terbang ke Eropa

By , Minggu, 20 Juli 2014 | 13:30 WIB

Semua penerbangan Vietnam Airlines ke Uni Eropa (UE) telah dialihkan untuk menghindari zona konflik Ukraina, di mana sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh pada Kamis (17/7) lalu.

Juru bicara Le Truong Giang, sepeti dilansir dari surat kabar Tuoi Tre, Sabtu (19/7), mengatakan, maskapai penerbangan nasional Vietnam melayani 22 penerbangan tiap pekan, menghubungkan Ho Chi Minh City dan Hanio dengan London, Frankfurt, dan Paris, semuanya akan menerbangi rute baru melalui wilayah udara Belarus mulai Jumat.

Giang menuturkan, sebelumnya rute Vietnam Airlines sempat dialihkan pada awal Maret 2014 ketika kekerasan meletus di Ukraina, namun telah kembali ke rute semula ketika ketegangan mereda. Tapi, tak lama setelah kecelakaan naas yang menimpa Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur pada Kamis lalu, Vietnam Airlines harus mengubah lagi rute penerbagan Eropa.

"Vietnam Airlines sedang menyelesaikan prosedur untuk sepenuhnya menghindari lewat zona udara Ukraina dan akan terbang di atas negara-negara lain termasuk Turki, Bulgaria, dan Hungaria," kata Giang.

"Hal ini untuk memastikan keselamatan lengkap penerbangan Vietnam Airlines," ujarnya.

Empat penerbangan Vietnam Airlines menuju Eropa pun langsung dibatalkan pada Kamis malam menyusul terjadinya kecelakaan MH17. Penerbangan tersebut akhirnya berangkat 3-5 jam lebih awal pada hari berikutnya, Jumat.

Mengutip AFP, penerbangan The Malaysia Airlines MH17 lepas landas dari bandara Schiphol di Amsterdam pada Kamis dan dijadwalkan mendarat di Kuala Lumpur sekitar 06:10 pada Jumat waktu setempat.

Dalam pernyataan resmi pihak Malaysia Airlines menyatakan, kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat Boeing 777-400 yang membawa 298 orang dalam pesawat sekitar 14:15 (00:15 GMT) di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.

Seorang kapten Vietnam Airlines kepada Tuoi Tre mengatakan, rute ini merupakan jalan terpendek dan paling ekonomis, namun cukup berbahaya saat melewati zona perang di Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa tidak mungkin ada kekeliruan penerbangan sipil diduga sebagai pesawat militer. Pilot dan pengendali lalu lintas udara harus kerap membuat kontak satu sama lain, sedangkan informasi penerbangan ditampilkan dengan jelas pada radar.