Pemimpin besar Gereja Khaldea, Irak, Patriark Louis Raphael Sako, Minggu (20/7), menyebut kekerasan oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS lebih kejam daripada bekas pemimpin Mongol Jenghis Khan, dan cucunya, Hulagu Khan, yang menyerbu Baghdad pada abad pertengahan. Aksi ISIS terhadap minoritas di Mosul, Irak Utara, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sako menyuarakan keprihatinan untuk mengecam kekerasan ISIS yang menyasar minoritas di Mosul. Militan mengultimatum seluruh minoritas, termasuk Kristen, untuk pindah jadi Muslim, tunduk kepada hukum radikal, membayar retribusi agama, atau mati terhunus pedang.
Di Vatikan, Paus Fransiskus mengecam apa yang dia katakan sebagai penganiayaan terhadap minoritas Kristen di Mosul. Adapun Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, tindakan militan ISIS adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Ban menambahkan, setiap serangan sistematis atas penduduk sipil karena perbedaan etnis, kepercayaan, atau agama — adalah kejahatan kemanusiaan. Pelaku harus bertanggung jawab.
Ratusan keluarga Kristen dipaksa meninggalkan Mosul tidak lama setelah ISIS mengeluarkan ultimatum keras, Sabtu. Kebanyakan mereka kehilangan hartanya. Mereka adalah sisa kecil komunitas besar Kristen yang berjumlah puluhan ribu keluarga sejak awal kekristenan di Mosul.
Pada Minggu, militan pun merebut satu biara Katolik paling dikenal, yakni Biara Mar Behnam, dekat Kota Qaraqosh, utara Irak. Biara yang dibangun pada abad ke-4 Masehi itu dikelola oleh Gereja Katolik Siria.
Minoritas lain di Mosul, termasuk Syiah, Yazidi, dan Shabak, juga telah melarikan diri. Kelompok militan ultrakonservatif Sunni telah meledakkan masjid, gereja, kuil, serta merampas harta.
"Kejahatan keji yang dilakukan ISIS tidak hanya menyasar orang-orang Kristen, tetapi juga terhadap kemanusiaan," kata Sako saat kebaktian khusus di Baghdad Timur. Turut serta dalam kebaktian itu 200 Muslim untuk mengungkapkan solidaritas terhadap sesamanya yang Kristen. Ratusan Muslim itu menyebarkan selebaran yang menegaskan bahwa "Saya orang Irak, saya Kristen" dan beberapa lagi menulis kata-kata itu di kaus yang dipakainya.
"Bagaimana bisa di abad ke-21 ini orang dipaksa keluar dari rumahnya hanya karena mereka beragama Kristen, Syiah, Sunni, atau Yazidi?" tanya Sako. "Hal ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Kristen atau Islam. Bahkan, Jenghis Khan atau Hulagu (yang terkenal bengis) tidak pernah melakukan itu," ucapnya.
Jenghis Khan hidup pada sekitar 1162 hingga Agustus 1227. Dia terkenal bengis. Cucunya Hulagu Khan, memimpin tentara Mongol untuk menghancurkan Baghdad pada 1258. Dia membunuh puluhan ribu orang dan menghancurkan kekhalifahan yang telah berkuasa 600 tahun lalu meninggalkan kota dalam keadaan porak poranda.