Ucapan Selamat untuk Kemenangan Jokowi Mulai Berdatangan

By , Rabu, 23 Juli 2014 | 10:26 WIB

Ucapan selamat untuk kemenangan Jokowi mulai berdatangan dari para pemimpin negara. Sebelumnya, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, presiden dan wakil presiden terpilih, menyampaikan pidato kemenangan dari atas geladak salah satu kapal tradisional pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Ucapan selamat kepada Joko Widodo yang ditetapkan sebagai pemenang pilpres alias Presiden Terpilih 2014 sudah disampaikan oleh dua pemimpin negara ASEAN, Singapura dan Malaysia.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, lewat Twitter mengatakan, "Menantikan kerja sama dengannya untuk memperkuat hubungan Indonesia-Singapura."

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, lewat Twitter pula, Selasa (22/7) malam, menulis pesan: "Selamat untuk @jokowi_do2 yang memenangkan pemilihan presiden Indonesia. Berharap bisa menegaskan kembali hubungan biltateral dan menanti bertemu Anda."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, dalam pernyataan menyebutkan kemenangan Jokowi memperlihatkan rakyat Indonesia kembali bersatu menunjukkan komitmen untuk demokrasi melalui pemilihan yang bebas dan adil.

Kerry mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat telah membangun hubungan kemitraan dua negara untuk mengatasi tantangan regional dan global.

"Amerika Serikat menantikan bekerja bersama Presiden Terpilih Widodo untuk memperdalam kemitraan, mempromosikan tujuan bersama secara global, serta memperluas hubungan rakyat-ke-rakyat antara kedua bangsa," seperti diutarakan dalam pernyataannya.

Dari Australia

Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Rabu (23/7), mengatakan, dia berharap dapat bekerja sama dengan Jokowi. Sempat mengalami ketegangan tahun lalu terkait tuduhan penyadapan, Abbott mengatakan, hubungan dengan Indonesia "luar biasa penting bagi kami".

"Pemerintah Australia berharap dapat bekerja sama erat dengan dia," kata Abbott merujuk kepada Jokowi. Hubungan Canberra dengan Jakarta mencapai titik terendah November tahun lalu setelah sejumlah laporan muncul bahwa mata-mata Australia mencoba menyadap telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang di lingkaran dalamnya.

Jakarta menyebut tindakan itu "berlebihan", dan untuk sementara menarik duta besarnya dari Canberra serta menangguhkan kerja sama di beberapa bidang.

Kerja sama yang ditangguhkan termasuk penanganan masalah penyelundupan manusia, sebuah isu sensitif antara Indonesia-Australia. Jakarta juga tidak senang dengan operasi militer Australia dalam membendung aliran manusia perahu, yang sebagian besar melakukan perjalanan dari Indonesia.

Abbott juga mengatakan, hubungan dengan Indonesia sangat produktif. "Kami punya sejarah kerja sama panjang dalam berbagai kepentingan dan tantangan."

Abbott memuji pemilihan umum Indonesia sebagai tonggak penting bagi Indonesia, yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.