Dua jet Prancis dikerahkan untuk mencari pesawat penumpang Air Algerie yang hilang pada Kamis pagi (24/7) di atas Sahara.
Pemerintah Prancis mengatakan pesawat dengan nomor penerbangan AH5017 menghilang dari radar ketika berada di atas kawasan Mali utara.
Kelompok militan Islam dan kelompok pemberontak aktif di kawasan tersebut namun seorang pejabat senior Prancis meragukan mereka memiliki kemampuan untuk menembak jatuh pesawat, seperti yang menimpa pesawat Malaysia Airlines MH17, yang jatuh di Ukraina timur.
Pesawat yang mengangkut 116 orang ini—110 penumpang dan enam awak—dalam penerbangan dari ibu kota Burkino Faso, Ouagadougou, menuju ibu Kota Aljazair, Aljir.
Separuh warga Prancis
Hampir separuh dari penumpang AH5017 adalah warga negara Prancis, seperti diinformasikan oleh para pejabat penerbangan.
Wartawan BBC di Ouagadougou mengatakan, pilot mengontak menara kontrol untuk mengubah lintasan penerbangan karena badai.
Seorang diplomat di ibu kota Mali, Bamako, mengatakan bahwa kawasan Mali utara dihantam badai yang sangat kuat pada Rabu malam hingga Kamis pagi.
Penyebab hilangnya pesawat Air Algerie belum diketahui.
Keprihatinan industri penerbangan
Namun, sejumlah pihak mengatakan bahwa ini adalah kabar buruk bagi industri penerbangan setelah MH17 jatuh di Ukraina pada pekan lalu juga pesawat TransAsia mengalami kecelakaan di Taiwan pada Rabu (23/7).
Maret lalu, pesawat Malaysia Airlines MH370 pun hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dan hingga sekarang belum ditemukan, menyisakan misteri.