Adakah Keanehan di Balik Kecelakaan Pesawat Beruntun?

By , Sabtu, 26 Juli 2014 | 12:20 WIB

Dalam periode delapan hari, tiga pesawat penumpang hilang di angkasa. Beberapa kecelakaan terjadi dalam waktu begitu dekat bisa jadi hanya sebuah kebetulan, tapi benarkah begitu? 

Kecelakaan pertama terjadi pada hari Kamis 17 Juli, ketika Malaysia Airlines penerbangan MH17 jatuh dari langit di timur Ukraina, karena ditembak oleh peluru kendali. Tujuh hari kemudian sebuah pesawat jatuh di Taiwan (foto di atas), dan pada hari kedelapan sebuah pesawat jatuh dalam perjalanan ke Aljazair dari Burkina Faso. Dalam tiga kecelakaan itu, 462 orang diyakini meninggal dunia. 

Beberapa orang kemudian bertanya-tanya apakah aman untuk terbang. 

Tapi Harro Ranter, direktur Aviation Safety Network yang mencatat kecelakaan pesawat, mengatakan beberapa kecelakaan beruntun bukan hal yang luar biasa. 

Menganalisa angka dan frekuensi kecelakaan fatal pesawat yang dapat mengangkut 14 orang penumpang atau lebih sejak 1990, ia menemukan 45 tanggal di mana terjadi dua kecelakaan atau lebih (tidak termasuk tabrakan). 

Dalam 105 kasus pernah ada kecelakaan yang terjadi secara berturut-turut. Bahkan, Ranter mengatakan kini kecelakaan lebih sering terjadi hanya satu hari setelah kecelakaan sebelumnya dibandingkan dua atau tiga hari kemudian.

Kenapa hal ini terjadi? 

"Intinya ini adalah kebetulan, kecuali mengenai teknikalitas cuaca buruk termasuk badai dan topan yang lebih sering terjadi pada satu musim dibandingkan musim lain," kata Arnold Barnett, Profesor Statistik dari Massachusettes Institute of Technology. 

Namun, Barnett juga menarik perhatian ke teori distribusi Poisson yang mengimplikasikan bahwa interval singkat antara kecelakaan kemungkinan lebih cenderung terjadi. 

"Misalnya ada rata-rata satu kecelakaan fatal per tahun, artinya peluang kecelakaan pada hari acak adalah satu dari 365," kata Barnett. 

"Jika ada kecelakaan pada 1 Agustus, peluang kecelakaan berikutnya terjadi satu hari kemudian pada 2 Agustus adalah 1/365. Tapi peluang kecelakaan berikutnya pada 3 Agustus adalah (364/365) x (1/365), karena kecelakaan berikutnya terjadi pada 3 Agustus hanya jika tidak ada kecelakaan yang terjadi pada 2 Agustus. " 

"Mungkin teori ini tampak berlawanan dengan logika tapi kesimpulan ini berasal dari hukum probabilitas," kata Barnett.