Israel telah menerima permintaan PBB agar digelar gencatan senjata selama 24 jam di Gaza, tapi mereka menyatakan akan melakukan serangan militer apabila Hamas melanggarnya.
Rapat kabinet Israel memutuskan gencatan senjata diperpanjang mulai Sabtu hingga hari Minggu (27/7) tengah malam.
Langkah ini diambil walaupun kelompok militan Hamas menembakkan roket ke wilayah Israel setelah mereka menolak upaya perpanjangan gencatan senjata.
Pimpinan Hamas mengatakan, tidak akan menerima gencatan senjata kecuali pasukan Israel meninggalkan Gaza dan para pengungsi diizinkan kembali ke rumahnya.
Israel mengatakan, mereka akan melanjutkan serangan militer ke lokasi terowongan yang digunakan Hamas untuk menyelundupkan senjata, selama periode gencatan senjata.
Hamas menuduh Israel menggunakan gencatan senjata sebagai persiapan untuk serangan militer berikutnya. Mereka juga mengklaim bahwa Israel melanggar gencatan senjata pada Sabtu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada BBC bahwa tiga mortir telah ditembakkan dari Gaza pada hari Sabtu.
Pertemuan Paris
Kelompok sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan mereka telah menembakkan sedikitnya lima roket ke Israel.
Gencatan senjata asli berakhir pukul 20.00 waktu setempat pada Sabtu.
Juru bicara kementerian kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qidra mengatakan, hampir 150 mayat telah ditemukan di reruntuhan akibat serangan militer Israel, hari Sabtu.
Setelah pembicaraan di Paris pada Sabtu, Menteri luar negeri AS, Turki, Qatar dan beberapa negara Eropa mendesak kedua pihak untuk memperpanjang gencatan senjata.
Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan 1.033 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan sekitar 5.900 orang terluka sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza 19 hari yang lalu.
Pihak berwenang Israel mengatakan dua tentara tewas pada hari Sabtu, sehingga korban tewas di pihak tentara Isaael mencapai 42 orang. Dua warga sipil Israel dan pekerja asal Thailand yang bekerja di Israel juga tewas.