Meski dentuman bom masih terdengar sejak dini hari, Senin (28/7), umat muslim Gaza tetap menunaikan salat Ied di berbagai tempat, kata seorang relawan asal Indonesia di Gaza.
Husein, seorang relawan lembaga kemanusiaan Mer-C, mengaku masih mendengar bunyi ledakan bom yang dijatuhkan militer Israel di Gaza pada malam takbir hingga hari Idul Fitri, Senin (28/07). Padahal, gencatan senjata sempat diterapkan.
"Umat muslim Gaza tetap menunaikan salat Ied. Meski demikian, ibadah itu tidak dilakoni di lapangan-lapangan terbuka sebagaimana dilakukan setiap tahun karena risikonya terlalu besar," kata Husein kepada BBC Indonesia.
Salat Ied, sambungnya, dilakukan di berbagai tempat. Bahkan, ada pula umat muslim Gaza yang salat ke bangunan-bangunan lain, seperti gereja.
"Mereka salat di dalam bangunan gereja karena kondisinya tidak memungkinkan salat di masjid mengingat masjid menjadi target serangan militer Israel," ujar Husein.
Keterangan tersebut menguatkan laporan mengenai keberadaan umat muslim yang menunaikan salat di gereja-gereja Gaza, beberapa hari sebelum Idul Fitri.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP, sedikitnya 500 umat muslim melakoni salat lima waktu di gereja Santo Porphyrius di Kota Gaza karena sejumlah masjid telah hancur akibat serangan militer Israel.
Merespons
Sementara itu, juru bicara angkatan bersenjata Israel (IDF), Letnan Kolonel Peter Lerner, mengklaim pihaknya hanya merespons serangan Hamas.
"IDF, saya katakan mengurangi aktivitas sepanjang malam. Kami memberi tanggapan ke arah sumber roket yang ditembakkan ke kami namun selain itu, keadaan tenang pagi ini."
Kini, belum diketahui apakah Israel dan kelompok milisi Hamas akan mematuhi gencatan senjata yang diserukan Dewan Keamanan PBB.
Gencatan senjata yang diusulkan atas inisiatif Mesir itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menggelar pembicaraan substantif tentang masa depan Gaza, termasuk pembukaan perbatasan Gaza.