Pesawat bertenaga listrik sudah menjadi kenyataan, minimal dalam bentuk prototipe yang sudah diuji coba. Ide pesawat bertenaga listrik sudah ada sekitar 40 tahun, namun belum ada pesawat yang diproduksi secara khusus.
Pesawat bertenaga listrik terbesar adalah pesawat Cessna 172 (kursi ganda) yang dilengkapi baterai lithium dan selama pengembangan diketahui dapat terbang selama dua jam.
Ada dua jenis pesawat bertenaga listrik, yaitu pesawat dengan tenaga surya dan ada yang bertenaga baterai yang harus diiisi tenaga listrik sebelum terbang. Pertama pesawat bertenaga listrik dari panel surya.
Diketahui sebuah pesawat Elektra One Solar hasil rancangan PC-Aero Jerman sudah berhasil terbang dan akan digunakan sebagai pesawat misi khusus oleh IABG Munich dengan nama ELIAS. Pesawat ini memiliki sayap yang ditutup panel matahari sehingga bisa melayang di udara selama tiga jam dengan kecepatan sekitar 100 kts (180 kilometer/jam).
Pesawat bertenaga surya Elektro One Solar yang memiliki panel surya selebar enam meter persegi menyuplai lebih dari 1 Kw listrik pada siang hari dan baterai Li-Ion buatan Panasonic seberat 40 kg memberikan tambahan 2.5 Kw energi listrik untuk terbang mendatar. Pesawat ini dilengkapi alat pemantau, data link dan ground station.
Selanjutnya pesawat bertenaga listrik dari baterai. Perusahaan pembuat pesawat raksasa Airbus sudah membuat pesawat ringan bertenaga listrik dengan nama E-Fan 2.0 (dua kursi) dan E-Fan 4.0 (empat kursi) yang diproduksi anak perusahaannya Volt Air di pabrik barunya yang terletak di Bandara Merignac Bordeaux Perancis. Tujuan Airbus membuat prototipe E-Fan adalah langkah awal untuk membuat pesawat pengangkut kelas 80-90 kursi di dua dasawarsa mendatang.