Wabah virus Ebola di Afrika Barat menyebar terlalu cepat dibandingkan upaya untuk mengontrolnya, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Chan.
Dia mengatakan bahwa kegagalan untuk mencegah penyebaran Ebola bisa berakibat fatal karena jumlah korban tewas akan terus bertambah.
Dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin regional, Chan mengatakan penyebaran virus sebetulnya bisa dihentikan jika dilakukan pencegahan yang terorganisir dengan baik.
Virus ini telah menewaskan 728 nyawa di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone sejak Februari.
Ebola membunuh 90% orang-orang yang terinfeksi dan pasien bisa memiliki kesempatan hidup lebih besar jika dirawat sejak dini.
Penyebaran virus bisa terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi, cairan tubuh, organ—atau lingkungan yang terkontaminasi.
Gejala awal penderita Ebola tampak seperti flu, tetapi kemudian virus itu menyebabkan pendarahan eksternal dari mata dan gusi, dan pendarahan internal yang dapat menyebabkan kegagalan organ.
"Titik balik"
Chan bertemu para pemimpin regional Guinea, Liberia dan Sierra Leone untuk meluncurkan rencana pencegahan sebesar US$100 juta.
Program ini termasuk memberangkatkan ratusan tenaga kesehatan ke negara-negara yang terinfeksi.
"Pertemuan ini harus menandai titik balik dari upaya melawan wabah," kata Chan dalam pertemuan di ibu kota Guinea, Conakry.
"Kasus terjadi tidak hanya di daerah pedesaan yang sulit diakses, tetapi juga di kota-kota padat penduduk."
Dia mengatakan wabah itu adalah yang paling mematikan dan paling banyak menyebar. Ebola juga telah menunjukkan kemampuan untuk menyebar melalui perjalanan udara, tidak seperti di masa lalu.