Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng lima perguruan tinggi untuk melanjutkan pengembangan riset mobil listrik. Penandatanganan kerjasamanya dilakukan hari ini, Minggu (17/8), setelah upacara peringatan kemerdekaan RI di kantor Kemendikbud.
"Hari ini setelah upacara ada penandatangan kerjasama antara pengelola dana abadi dengan perguruan tinggi yang mendapat mandat mengembangkan mobil listrik," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan.
Kelima perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Kelimanya diharapkan mampu membuat prototipe mobil listrik yang rampung tahun depan.
M Nuh mengatakan, masing-masing perguruan tinggi memperoleh dana sebesar Rp 20 Miliar. Tahun 2015, kelima perguruan tinggi itu diharapkan sudah menyelesaikan model mobil listrik masing-masing.
Sebelumnya, riset mobil listrik merupakan riset yang mendapatkan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Pendanaan riset mobil listrik sendiri merupakan sebuah ketetapan nasional bersamaan dengan riset situs Gunung Padang. LPDP sendiri mengelola dan menginvestasikan dana sebanyak Rp 4 triliun lebih dana abadi. Dari dana itu kemudian dimanfaatkan untuk tiga hal. Pertama untuk dana beasiswa. Kedua untuk dana riset. Ketiga untuk dana perbaikan sekolah yang rusak karena bencana. Hasil investasi dari LPDP itulah yang digunakan untuk mendanai riset mobil listrik dan situs Gunung Padang.