Inilah Lembah Baliem nan sejuk di Wamena, Papua. Idaman bagi para petualang untuk datang bukan sekedar melihat panorama alamnya, tetapi lebih dari itu, menyelami sebuah tradisi masyarakat hidup damai di dataran tinggi Papua ini. Acara perang antarsuku Dani, Yali, dan Lani pada mulanya, telah melahirkan Festival Lembah Baliem yang mahsyur hingga mancanegara. Tiap tahun Festival Lembah Baliem ini digelar, tahun ini perhelatannya akan dilaksanakan dari tanggal 7-9 Agustus 2014.
Di lembah ini, modernisasi tak mampu melunturkan semangat mempertahankan tradisi. Pakaian tradisional, senjata perang, hingga nyanyian-nyanyian di dendangkan untuk memeriahkan festival ini.
Ratusan lelaki Suku Dani menggunakan koteka yang dibuat dari kulit labu, kepalanya ditutupi bulu cenderawasih dan kasuari yang sudah dirangkai sedemikian rupa. Koteka yang digunakan masing-masing suku berbeda dengan suku lainnya. Namun perbedaan inilah yang menjadi ciri dari suku tersebut. Turut pula dalam genggaman mereka tombak dan panah beserta anaknya. Kaum perempuan mengenakan sali, rok yang terbuat dari rumput. Di kepala mereka noken berisi ubi dan babi menarik perhatian.
Inilah peperangan heroik di Lembah Baliem guna mempertahankan tradisi leluhur.