Kebanyakan Main Game Video Bisa Menyebabkan Halusinasi

By , Selasa, 12 Agustus 2014 | 16:04 WIB

Sebuah studi menemukan bahwa beberapa orang yang doyan main video game kerap mendengar efek suara, lama setelah selesai bermain. Survei menunjukkan lebih dari 1200 orang yang bermain game online mengalami halusinasi tersebut.

Sekitar 12% dari data yang terkumpul menyatakan mendengar suara-suara mobil, ledakan, tembakan, jeritan, hembusan nafas, bahkan koin berjatuhan. Dan mereka merasa suara-suara imajinasi ini seolah nyata. Sering kali suara imajinasi ini dipicu oleh kejadian nyata yang mirip dengan di video game.

"Objek dan peristiwa yang tersimulasikan di video game telah berubah menjadi 'objek evokatif'. Hal ini memicu respon yang sudah tersedia seperti emosi, sensasi, persepsi, dan gerakan tubuh," kata pemimpin penulis studi, Angelica Ortiz de Gortari dari Nottingham Trent University, Inggris. "Pikiran para gamer seolah melengkapi serpihan puzzle, dan mereka melihat serta mendengar apa yang mereka harapkan karena video game yang telah mereka mainkan."

Para peneliti telah memelajari peristiwa-peristiwa seperti ini, yang dikenal dengan "fenomena transfer game". Dalam kasus tahun 1993, seorang peneliti mengurai pengalaman wanita yang dihantui lagu Super Mario Brothers. Para peneliti mengungkap dalam studi baru yang sebelumnya pernah dilakukan, bahwa beberapa gamer dapat 'melihat' kotak tenaga di atas kepala orang yang mereka temui.

Studi baru mengungkapkan bahwa orang-orang berhalusinasi seperti ini pada saat beraktivitas di siang hari, termasuk saat berjalan dan menyetir. Dalam beberapa kasus, halusinasi tersebut bahkan membuat penderitanya tidak bisa tidur di malam hari. Beberapa penderita menyatakan halusinasi tersebut "menyeramkan", "mengganggu", atau membuat mereka seperti "menjadi gila".

Namun, perlu diketahui bahwa fenomena ini bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan, kecuali jika penderita mulai berpikiran tidak rasional dan mempertanyakan kesehatan mental mereka. Mark Griffiths, rekan penulis studi, mengatakan bahwa fenomena ini umum terjadi pada orang-orang yang sangat gemar bermain video game.

"Cara terbaik untuk menyembuhkannya adalah dengan mengurangi waktu bermain," kata Griffiths.