Risiko Kesehatan dari Rokok Elektronik yang Kian Populer

By , Kamis, 7 Agustus 2014 | 07:30 WIB

Dengan meningkatkan kesehatan tubuhnya, semakin banyak perokok yang mulai beralih dari rokok dengan isi tembakau ke rokok elektronik atau e-cigarettes.

Rokok konvensional yang berisi tembakau, saat dibakar akan menghasilkan ribuan racun termasuk karsinogen. Sementara itu, e-cigarettes yang dipercaya dapat menghasilkan asap tanpa harus menggunakan nikotin dan mengantung karsinogen karena pembakaran tembakau.

Semakin banyaknya orang yang menggunakan rokok elektronik dan meninggalkan rokok konvensional justru berdampak lain. Pengguna rokok elektronik akan kecanduan nikotin dalam waktu yang lama.

Anggapan bahwa rokok elektronik sebagai jalan keluar atau gateway untuk mengurangi resiko rokok konvensional adalah mitos. Alasan orang menggunakan e-cigarettes untuk keluar atau paling tidak mengurangi dampak yang ditimbulkan dari rokok konvensional.

Analisis baru mengenai e-cigarettes dijabarkan oleh sekelompok peneliti yang mencari tahu tentang kegunaan dan penjualannya. Ditemukan bahwa e-cigarettes tidak biasa digunakan oleh non-perokok dan usia di bawah 18 tahun. Ini membuktikan bahwa e-cigarettes tidak mendorong remaja untuk mulai merokok. 

Kepala Tobacco Control Research Group di University of Bath, Anna Gilmore, mengatakan bahwa e-cigarettes diindikasikan mengurangi efek dari rokok konvensional. Walau efek panjang penggunaan e-cigarettes masih belum dikatahui.

Sementara WHO mengungkapkan 'amannya' e-cigarettes adalah ilusi. Pasalnya tidak mungkin tubuh tidak beraksi terhadap bahan kimia yang digunakan dalam e-cigarettes.

Dr. Constantine Vardavas dan dua rekannya dalam penelitiannya menemukan bahwa satu persen dari orang yang tidak merokok mencoba e-cigarettes.

Data dari CDC National Youth Risk Behavior Survey menunjukkan bahwa perokok remaja terus menurun beberapa tahun belakangan. Dari 18,1 persen di tahun 2011 menjadi 15,7 persen di tahun 2013. Tingkat perokok remaja ini mencapai tahap terendah sejak tahun 1991. Sementara pengguna rokok elektronik meningkat dua kali lipat dari tahun 2011.

Dengan berkembangnya berbagai alternatif pengurangan rokok, Pemerintah berkewajiban untuk meneliti setiap produk alternatif secara hati-hati.

Pemerintah dan instansi terkait tidak bisa menganggap remeh produk alternatif rokok, seperti rokok elektronik. Sebab produk ini juga mempunyai dampak kesehatan yang tidak kalah sedikit dengan rokok konvensional.