Reaksi ini terus berulang untuk makanan yang terus dibayangkan secara rutin bahkan saat sedang makan. “Membayangkan menggigit sepuluh potong coklat, akan mengurangkan hasrat makan coklat,” tulis sang peneliti.
Banyak orang mencoba diet dengan cara menghindari memikirkan makanan yang ingin mereka makan. Penelitian psikolog dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Carey Morewedge, ini justru menyimpulkan bahwa itu bukanlah cara yang tepat.
“Kalau membayangkan makanan yang diinginkan, bagaimana harumnya, rasanya, da bentuknya yang lezat, itu akan mengurangi minat memakan makanan tersebut,” ujar Morewedge.
Penelitiannya menyarankan akan lebih baik untuk memaksa diri membayangkan menghirup aroma sedap dan merasakan betapa enaknya makanan. Morewedge meyakni pikiran itu akan mengurangi rasa lapar yang dirasakan.
Morewedge bersama rekannya melakukan lima percobaan. Hasilnya menggambarkan orang yang berulang kali membayangkan cokelat atau keju akan lebih sedikit memakannya, dibanding orang yang tidak membayangkan.
Studi ini merupakan bagian dari penelitian mengenai makan berlebihan. Biasanya hanya fisik yang dapat mengukur berapa banyak jumlah makanan masuk ke perut. Penelitian baru ini memaparkan kalau faktor psikologis, seperti berpikir berulang kali (habituasi) makanan dan ukuran piring juga berpengaruh pada berapa banyak seseorang makan.
Percobaan ini begitu penting setelah melihat semakin meningkatnya obesitas di Amerika. Menurut US Center for Disease Control and Prevention setidaknya di tahun 2009, 30 persen orang dewasa mengalami obesitas.
Tingginya tingkat obesitas membuat penyakit seperti diabetes tipe 2, jantung, stroke semakin mudah diidap.
Morewedge menambahkan dalam studi barunya, bahwa cara pikir baru tentang makanan ini juga dapat diterapkan pada perilaku adiktif, merokok contohnya.