Strategi "Sarang Lebah" ISIS di Dunia Siber

By , Senin, 11 Agustus 2014 | 10:05 WIB

Tak hanya mengguncang dunia melalui serangan darat; mengeksekusi para prajurit Irak, menanam bom rakitan, membebaskan tahanan, hingga menguasai daerah-daerah di Irak. Serangan cyber pun dilakukan oleh para pejuang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Video di YouTube, aksi tagar untuk trending topic di Twitter, bahkan tawaran bergabung bersama ISIS melalui akun Ask.fm. Hingga dikabarkan beberapa toko online di Indonesia menjual barang-barang berbau ISIS (kaus, topi, boneka, dan lain-lain yang mencerminkan gerakan ISIS).

Berita dari www.globalresearch.ca melaporkan, Edward Snowden, mantan karyawan U.S. National Security Agency (NSA) mengungkapkan bahwa Inggris dan intelijen Amerika dan Mossad bekerja sama untuk menciptakan ISIS. Snowden mengatakan badan intelijen tiga negara menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstremis dunia di satu tempat, dengan menggunakan strategi yang disebut the hornet's nest atau "sarang lebah".

Dokumen NSA merujuk pada implementasi mengenai sarang lebah untuk melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan religius Islamik. Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, "Satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi adalah dengan menciptakan musuh di daerah dekat perbatasan."

Kebocoran yang terjadi mengungkap bahwa pemimpin dan ulama ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi mengambil latihan militer intensif selama setahun oleh Mossad, selain program dalam teologi dan seni berpidato.