Pentagon membantah sejumlah laporan bahwa pasukan AS telah mengebom beberapa sasaran di Irak utara pada Kamis (7/8) dalam upaya melumpuhkan kelompok militan ISIS. Huffington Post mengutip sebuah pesan yang di-posting di Twitter oleh sekretaris pers Pentagon, John Kirby, yang menegaskan bahwa sejumlah laporan bahwa AS telah melakukan serangan udara di Irak "benar-benar palsu". Menurut Kirby, tidak ada tindakan seperti itu.
Kantor berita AFP yang mengutip pejabat senior AS yang tidak sebutkan namanya menegaskan hal yang sama, yaitu bahwa AS belum melakukan serangan udara apa pun di Irak, tetapi siap untuk melakukannya setelah ada perintah dari Presiden Barack Obama.
"Saat ini, tidak ada serangan udara yang telah terjadi, tetapi kami siap untuk melakukan aksi militer jika situasi menginginkan itu," kata pejabat tersebut.
Kamis pagi, harian New York Times melaporkan bahwa pasukan Amerika telah mengebom beberapa sasaran di Irak dalam upaya untuk memukul mundur kaum militan ISIS yang telah membuat kemajuan besar dalam beberapa hari terakhir. Menurut harian itu, laporan tentang serangan tersebut muncul di media Kurdi pada Kamis malam waktu setempat.
Kaum militan ISIS telah merebut beberapa desa dan kota, termasuk kota Kristen terbesar di Irak, serta bendungan terbesar negara itu pada pekan lalu.
Puluhan ribu orang Kristen, dan etnis Yazidi, meninggalkan rumah mereka di Irak utara setelah ISIS mengeluarkan ultimatum bagi anggota kelompok minoritas agama untuk jadi mualaf, yakni bayar pajak atau mati.
Sejumlah laporan yang muncul pada Rabu menyebutkan bahwa ribuan warga Yazidi terdampar di sebuah pegunungan tanpa persediaan makanan atau air.
"Situasi tersebut mendekati bencana kemanusiaan," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, Kamis pagi.
Ia menambahkan, AS sangat prihatin atas keselamatan para pengungsi itu.
Menurut kantor berita Reuters, pemerintahan Obama telah menyetujui penurunan bantuan kemanusiaan lewat udara untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi yang terdampar karena peperangan itu.