Perubahan Iklim Pengaruhi Kekuatan Tornado

By , Jumat, 8 Agustus 2014 | 13:26 WIB
()

Penelitian yang diterbitkan Rabu lalu di jurnal Climate Dynamics karya James Elsner memberi fakta terbaru mengenai badai tornado. Perubahan iklim membuat intensitas terjadinya tornado menjadi lebih sedikit, tapi kekuatannya menjadi semakin kuat.

“Ancaman datangnya tornado mungkin sedikit berkurang tapi ketika [tornado] datang, seperti akan kiamat,” kata Elsner. Ia menjelaskan, jika dahulu tornado dapat menyapu satu atau dua daerah, sekarang dapat menghancurkan tiga bahkan empat wilayah sekaligus.

Elsner yang juga ahli iklim dan cuaca ini, menjelaskan, banyak peneliti menolak anggapan bahwa perubahan iklim dapat memengaruhi tornado. Namun seiring berjalan waktu, jumlah badai tornado terus menurun berbanding terbalik dengan perubahan iklim yang terus meningkat.

Connie Krehel warga di kota Vilonia, negara bagian Arkansas melihat rumahnya yang hancur akibat angin topan, Senin (28/4). (AP/VOA Indonesia)

Pada tahun 1971 terdapat 187 tornado per harinya, sedangkan di tahun 2013 tornado terjadi 79 kali per hari. Data lain menunjukkan bahwa berbagai jenis badai terus meningkat tiap tahunnya.

“Hal ini penting diketahui seluruh orang,” ujar Elsner. “Kewaspadaan harus ditingkatkan karena risiko badai terus meningkat.”

Kewaspadaan terus ditingkatkan di daerah yang menjadi ‘langganan’ terjadinya tornado. Peningkatan teknologi deteksi tornado dan sistem peringatan bagi penduduk daerah rawan badai.

Musim tornado tahun 2011 saja sebanyak 1700 badai menewaskan lebih dari 550 orang. Menurut National Weather Service Storm (NOAA), sepanjang tahun 2014 sudah terjadi 189 badai yang menewaskan 43 orang.

Untungnya, penelitian Elsner juga meyakinkan bahwa daerah rawan badai tidak bertambah.