Program Pengawasan Publik Berbasis ICT Multiguna di Aceh

By , Jumat, 8 Agustus 2014 | 17:30 WIB

Pekan ini, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional USAID bersama mitra lokal menurunkan tim riset gabungan guna membahas sejumlah program lanjutan yang dapat dikembangkan di Aceh. USAID dan lembaga mitra berkomitmen memperkuat kapasitas dan akses publik dalam pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi (ICT) di Aceh, di antaranya pemanfaatan jaringan telepon seluler, internet dan multimedia.

Analis mengatakan, peningkatan kapasitas publik dan pengembangan teknologi dibanyak negara berkembang dinilai cukup efektif guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan lebih demokratis.

Staf senior Program USAID-Kemitraan Evy Rosriani, mengatakan di Banda Aceh, Selasa (5/8), program-program edukasi publik yang pernah dirintis tahap awal adalah merangkul kalangan perguruan tinggi sebagai fasilitator pemanfaatan teknologi informatika dalam mengatasi berbagai masalah-masalah sosial dan pembangunan di wilayah perkotaan.

Evy mengatakan, “Program sebelumnya dinilai sudah berjalan sendiri dan efektif  dengan menggalang dukungan dengan pihak universitas. Kita (mengembangkan) jurnalisme pesan singkat (SMS), melibatkan mitra lain yang melakukan pendampingan terkait pengawasan publik terhadap anggaran dan isu-isu partisipasi perempuan dalam pembangunan.”

Peran serta aktif lembaga-lembaga kajian independen di lingkungan perguruan tinggi, tambah Evy, menjadi salah satu tujuan kunci dalam mewujudkan program lanjutan di masa depan. Evy menambahkan, “USAID sebagai lembaga donor pelaksanaan program ini. Pastinya ada manfaat. Diharapkan ada program lanjutan berikutnya.”

Evy optimistis program lanjutan multiaspek yang digagas USAID-Kemitraan diharapkan dapat memperkuat akses publik mencakup wilayah yang lebih luas, bukan hanya layanan publik di perkotaan namun juga warga di tingkat desa, termasuk upaya pendampingan bagi warga di wilayah terpencil, terutama mereka dengan keterbatasan jaringan teknologi telekomunikasi dan informatika (ICT).

!break!

Lembaga-lembaga riset perguruan tinggi menjadi salah satu mitra kunci dalam pengembangan kapasitas dan kepedulian publik, serta relasi antara warga dan manajemen pemerintahan kota, terutama dalam merespon masalah sosial dan kendala pembangunan di wilayah perkotaan.

Salah seorang Koordinator Pusat Kajian Sain, Komunikasi dan Sosial, Fairus Ibrahim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh mengatakan, partisipasi masyarakat khususnya warga kota mulai tumbuh, secara teknis pelaksanaan program yang dirintis berjalan efektif dan mendapat respon cukup baik aparat terkait.

Menurut Fairus, pihaknya secara teknis telah memfasilitasi setiap pesan singkat melalui ponsel yang dikirim warga berisi keluhan, saran, kritik serta berbagai pengaduan masyarakat kepada aparat pemerintahan.

Bentuk pengaduan warga yang dihimpun sebagian terkait bidang kesehatan, pendidikan serta sejumlah biro dibawah pengawasan pemerintahan kota, beberapa di antaranya terkait layanan perusahaan penyedia air bersih (PDAM), rumah sakit, pusat pasar, jasa parkir, pelabuhan dan berbagai sektor lain yang terkait dengan pelayanan dasar.

Tokoh masyarakat Maimun Ibrahim (57) mengatakan, pemafaatan teknologi informatika melalui pesan singkat lewat ponsel dinilai efektif dan efisien, namun belum seluruh warga terlibat aktif.

“Pesan singkat (SMS) dimasukkan, ditindaklanjuti (aparat) dan diketahui oleh lebih banyak ini cukup berdampak. Namun sosialisasi program ini perlu lebih ditingkatkan,” kata Maimun.

Warga asal Kabupaten Bener Meriah, Windy Phagta (27) mengatakan, keadilan terhadap akses telekomunikasi warga di wilayah perbatasan dan terpencil diharapkan turut mendapat perhatian serius program lanjutan yang bakal dikembangkan USAID dan mitra, terutama terkait erat dengan keterlibatan warga dalam memantau praktik tata pemerintahan bersih transparan dan responsif.