Kenali Kisah Fat Man, Si Penghancur Nagasaki

By , Sabtu, 9 Agustus 2014 | 11:55 WIB

"Fat Man" merupakan kode bom yang digunakan Amerika Serikat untuk menghancurkan Kota Nagasaki, 9 Agustus 1945 lalu. Fat Man merupakan bom nuklir kedua yang dijatuhkan Amerika ke Jepang, tiga hari sebelumnya "Little Boy" juga telah meledakkan Hirosima. 

Pesawat pengangkut Fat Man adalah Boeing B-29 bernama Superfortress Bockscar diterbangkan oleh Kapten Frederick C. Bock. Backscar lepas landas pukul 03.47 pagi dari Kepulauan Tinian. 

Bom nuklir ini dirancang dengan berat 10300 pon (4.670 kilogram), panjang 128 inci (3,3 meter) dengan diameter 60 inci (1,5 meter).  Berisikan plutonium seberat 6,2 kilogram. 

Sebenarnya Fat Man memiliki tiga potensi target, Kokura, Kyoto, dan Niigita. Kyoto dihapus dalam target sasaran Fatman dan digantikan kota Nagasaki. Kota Nagasaki dipilih dengan alasan banyaknya penduduk yang menganut agama Katolik. Niigita menjadi pilihan terakhir karena faktor jarak yang terlalu jauh. Sehingga hanya ada dua pilihan Backscar mengantarkan bom nuklir, yakni Kokura dan Nagasaki. 

Lain nasib dengan Enola Gay (pesawat pengangkut bom nuklir  ke Hiroshima) yang masih dapat terbang setelah menjatuhkan bom. Backscar mengalami kendala pada pompa bahan bakar, memaksa membuang 800 galon avtur untuk mengurangi beban pesawat. 

Saat itu Nagasaki sedang berawan, membuat Komandan Ashworth seorang ahli senjata menjatuhkan pilihannya. Guna menghindari deteksi radar, maka Kota Nagasaki paling cocok. 

Karena Nagasaki selalu menjadi target serangan membuat warga menjadi ‘kebal’ dengan suara sirine peringatan. Ironinya, 9 Agustus 1945 pukul 11.02, Nagasaki benar-benar diserang. Tak tanggung-tanggung, bom nuklir siap menghancurkan seluruh isi kota beserta penduduknya. Fat Man mempunyai daya ledak lebih besar dibanding ‘kakaknya’  Little Boy. Kekuatan menhancurkan dari Fat Man ialah 50 persen dengan daya ledaknya, 35 persen sinar termal, dan 15 persen radiasi. 

Kebakaran hebat terjadi pasca jatuhnya bom nuklir ke daratan, tidak ada hujan seperti yang terjadi di Hiroshima. Karena Nagasaki adalah kota minim air.

Efek ledakan nuklir dari Fat Man, menewaskan setidaknya 40 ribu jiwa dan 60 ribu orang cidera. Korban ledakan di Nagasaki lebih sedikit dibandingkan Hiroshima karena kontur kota yang berbukit-bukit. 

Jumlah korban terus meningkat. Desember tahun itu jumlah kematian pasca ledakan mencapai 70 ribu jiwa dan terus meningkat selama lima tahun. 

Setelah dua kali dihantam bom nuklir yang menewaskan ratusan ribu jiwa membuat Jepang menyerah tanpa syarat dari sekutu. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dunia II yang terjadi sejak tahun 1939.