Ayo Hadirkan Kupu-kupu di Pekarangan Rumah

By , Minggu, 10 Agustus 2014 | 07:15 WIB
()

Ingin menambah semarak suasana pekarangan rumah? Pikatlah kupu-kupu datang. Polah satwa cantik ini akan menuntun mata mengikuti irama terbangnya. Mata yang lelah akan sedikit rileks. 

Tidak sulit menghadirkan kupu-kupu di sekitar rumah. Tentu saja dengan cara alami, tanpa perlu menangkapnya. Serangga ini akan datang dengan sendirinya bila di rumah ada tanaman bunga penghasil nektar sebagai sumber makanannya. 

Direktur Yayasan Sahabat Alam, yang mengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung, Herawati Soekardi menyatakan, "Setiap jenis kupu-kupu punya tanaman inang untuk larvanya, dan tanaman pakan untuk kupu-kupu dewasa." 

Bila di suatu tempat tumbuh kedua tanaman itu, kupu-kupu jenis tertentu akan menghuninya, mulai dari larva hingga kupu-kupu. "Kupu-kupu dengan larva yang memakan jenis jeruk-jerukan akan mencari tumbuhan jeruk sebagai inangnya. Saat menjadi kupu-kupu, ia akan mencari jenis tanaman yang menyediakan nektar." 

Kupu-kupu Troides helena misalnya. Saat kupu-kupu, dia menyesap nektar kembang soka, sementara larva atau ulatnya memakan daun Aristolochia tagala (atau sirih hutan). Dengan begitu, agar kupu-kupu Troides selalu hadir, kedua jenis tanaman tersebut harus tersedia. 

Bila hanya ada tanaman Aristolochia tagala, yang bisa ditemukan adalah telur dan ulatnya. Itupun kalau ada daun mudanya. Kalau tidak ada, induk Troides tidak akan menaruh telurnya di situ. Sebaliknya jika hanya ada tanaman penyedia nektar, yang datang hanya induknya. 

"Setelah kawin, induk kupu-kupu akan mencari tanaman inang bagi telur dan larvanya," urai Martinus, staf pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada. Induk yang telah membawa telur dan sperma akan mengembara ke mana pun untuk menemukan tanaman inang. "Perjuangan induk kupu-kupu bukan main. Dia bisa terbang sejauh lima kilometer untuk menemukan tanaman inang," lanjut Martinus. 

Hanya saja, Herawati mewanti-wanti, bunga yang dibutuhkan kupu-kupu berbeda dengan lebah. "Bunga yang wangi dan menarik, seperti mawar, melati atau anggrek itu untuk lebah, bukan kupu-kupu," jelasnya. Keberadaan tanaman itu tidak akan menarik kupu-kupu. 

Kupu-kupu jenis Troides helena yang sedang kawin. Proses alami ini dapat kita saksikan di Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia).

Martinus menyatakan bahwa kini ada tren backyard conservation di luar negeri. "Konservasi di halaman rumah itu sangat berguna bagi kupu-kupu. Siapapun bisa turut melestartikan kupu-kupu di pekarangan." 

Caranya? Herawati dan Martinus memberi saran: Di tingkat lokal, ada tanaman setempat yang dimakan larva dan kupu-kupunya. "Itulah yang kita buru dan kita teliti. Kita cari tempat bertelurnya, kalau perlu ditunggui untuk membuktikan. Setelah yakin, kita tanam tumbuhan inang itu." 

"Tumbuhan yang dimakan larva atau ulat biasanya bolong-bolong. Daun-daun yang bolong itulah yang kita cari," Martinus menimpali. 

Dengan mananam tanaman inang dan tanaman bunga kupu-kupu akan datang dengan sendirinya. "Kalau kita sudah tahu tanaman inang dan tanaman bunganya akan lebih mudah. Tidak perlu membeli, cukup menanam sendiri," pungkas Herawati.