Pesawat Celaka, Sang Panglima KNIL dan Warga Tewas Bersama di Kemayoran

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 12 Agustus 2014 | 17:15 WIB
Monumen yang menyambut kedatangan para peziarah di Ereveld Pandu. (Mahandis Yoanata Thamrin)

Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL), bersama lima awak dan penumpangnya menggilas landas pacu dan berhasil mengangkasa. Mereka hendak menuju Bandung. Namun, takdir berkehendak lain. Baru lima menit lepas landas, terdapat gangguan serius pada mesin sayap kirinya. Sang pilot memutuskan mendarat darurat. Tak terelakkan lagi. Pesawat terempas dan meledak di permukiman warga tak jauh dari Bandara Kemayoran. Menurut saksi mata, pesawat kehilangan ketinggian karena mesin kirinya mengalami gangguan kemudian berbelok ke kiri dan menghantam pohon kelapa di kawasan permukiman. Terjadi dua kali ledakan dari tangki bahan bakar.

Akibatnya, beberapa rumah hangus terlalap api. Dikabarkan, api berkobar hebat sehingga membuat regu pemadam kebakaran pertama yang datang mengalami kesulitan untuk memadamkan dan menyelamatkan para penumpang. Pesawat dan juga rumah warga habis terbakar. Kecelakaan itu telah merenggut seluruh awak dan penumpang, begitu juga 25 warga sipil sebuah kampung di Kemayoran. Hal yang sangat memukul Hindia Belanda, salah satu korban dalam kabin pesawat adalah Letnan Jenderal Gerardus Johannes Berenschot, Panglima KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger/Tentara Kerajaan di Hindia Belanda) yang populer.

Letnan Jenderal Gerardus Johannes Berenschot, Panglima KNIL. (Oorlogsgravensticting)

 

Upacara pemakaman Panglima KNIL Letnan Jenderal Gerardus Johannes Berenschot di Pandoe-kerkhof. (Tropenmuseum/Wikimedia)
 

Mereka dimakamkan di Pandoe-kerkhof, sehamparan permakaman lawas di Bandung. Pada Maret 1948, Ereveld Pandu diresmikan sebagai permakaman militer dan sipil yang tewas sebagai korban perang atau tawanan. Sekitar 4.000 individu, termasuk empat orang tadi, telah dimakamkan kembali di taman makam kehormatan ini. Selain makam Berenschot, saya juga menjumpai makam Knapp, Kampen, dan De Haan. Makam perwira Inggris yang turut tewas, Watkins, tidak berada di sini, melainkan di Bidadari Cemetery, kawasan berbukit di Singapura.

Pengganti Panglima KNIL berikutnya adalah Kepala Staf KNIL, Letnan Jenderal Hein ter Porten, lelaki kelahiran Bogor. Hein ter Porten, beruntung, tidak mendampingi Berenschot di Batavia lantaran harus bertemu Jenderal Douglas Mac Arthur di Manila. Sejarah kecelakaan pesawat terbang yang ditumpangi Panglima KNIL tampaknya berulang. Pada 1916, Panglima KNIL Johan Pieter Michielsen juga tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang di dekat Karawang, Jawa Barat. Kendatipun Sang Panglima tewas, pilot pesawat itu lolos dari maut. Pilot itu adalah Hein ter Porten—pria yang dua kali lolos dari maut.

Kelak, dia akan meniti masa getir beberapa bulan mendatang tatkala Jepang merampas imperium Hindia Belanda yang telah dibangun selama ratusan tahun. Sejatinya, para pejabat sipil dan perwira militer KNIL menyadari bahwa angkatan bersenjata mereka bukan disiapkan untuk tentara tempur, melainkan tentara teritorial. Jawa pun takluk dalam tempo seminggu. Barangkali inilah upaya terakhir dan terbaik yang didarmakan Ter Porten. Panglima KNIL sebelumnya, Berenschot pernah berkata, “Kita sudah boleh bergembira apabila Jawa bisa bertahan tiga hari, jika diserbu."

Saya kembali berjalan menyusuri barisan salib nisan kayu bercat putih, menuju monumen utama berupa pilar-pilar putih bak pengangkut peti jenazah. Monumen itu berterakan "Opgericht ter gedachtenis aan hen die vielen als offer in de strijd om vrede en recht'—Didirikan untuk mengenang mereka yang wafat sebagai korban dalam perjuangan untuk perdamaian dan keadilan. Inilah sebuah kawasan senyap di tengah hiruk-pikuknya Bandung, yang menautkan sejarah antara kita dan mereka.