Di musim liburan, Mont Blanc menjadi tujuan pendakian favorit wisatawan. Meski, perubahan cuaca yang sering terjadi, mengancam keselamatan pendaki.
Lima dari enam pendaki Mont Blanc yang sempat hilang, ditemukan meninggal dunia pada Rabu (13/8). Sebenarnya pendakian sudah diatur oleh pemandu berpengalaman, tetapi cuaca buruk memperparah kondisi.
Lima korban merupakan remaja yang tergabung dalam Union of Outdoor Sport Centers (UCPA), sebuah organisasi Perancis yang mengatur liburan 250.000 remaja.
Tim penyelamat setempat mengatakan, kelompok remaja ini berusaha mencapai ketinggian 3.900 meter. Tubuh mereka ditemukan dan dievakuasi menggunakan helikopter. Identitas mereka belum diketahui saat berita ini diturunkan.
Rencananya para pendaki ini akan mencapai Aiguille d’Argentiere di ketinggian 3.900 meter.
Diyakni keseluruhan korban berwarga negara Perancis. Keyakinan ini datang dari pihak berwenang Perancis, bahwa setidaknya 30.000 orang mendaki Mont Blanc tiap musim, ribuan diantaranya berasal dari Inggris. Aparat setempat pun khawatir karena banyak pendaki Mont Blanc yang minim persiapan sehingga rawan bahaya.
Agustus merupakan puncak musim pendakian di gunung tertinggi di Eropa ini. Selama masa liburan, rata-rata 200 orang mencoba mendaki gunung ini tiap harinya. Banyaknya jumlah pendaki menyebabkan kemacetan di jalur puncak dan membahayakan keamanan pendaki.
Mont Blanc dikenal dengan kondisi cuaca yang mudah berubah-ubah. Dari teriknya matahari dapat berganti menjadi angin bahkan hujan dalam waktu singkat. Suhu hangat menyebabkan gumpalan salju mencair terus mencair, longsor sering terjadi sepanjang tahun.
Pada bulan Juni, pendaki asal Amerika mencoba memecahkan rekor mendaki bersama anak-anaknya yang berusia sembilan dan sebelas tahun ke Mont Blanc. Sayangnya, kenekatan pendaki itu berubah petaka ketika reruntuhan salju nyaris mengambil nyawa kedua anaknya.
Ada pula pendaki asal Irlandia yang tewas di Mont Blanc, Juni lalu. Sebelumnya dua pendaki asal Finlandia pun tewas.