"Kita bersilat tanpa salat, jadi maling kita," kata tokoh silat, M. Mohammad Sanusi alias Bang Uci. "Dengan salat, kita perbanyak silaturahmi."
Silat tidak lepas dari ajaran agama Islam. Ketika seorang guru mengajarkan silat kepada muridnya, ia juga mengajarkan salat dan ajaran-ajaran agama Islam lainnya. Bang Uci juga mengatakan, bahwa para murid silat juga diajarkan pentingnya menghormati orang yang lebih tua, terutama orang tua dan guru.
Karena silat berlandaskan ajaran Islam, hal inilah yang membuat para pesilat "bukan sekedar jagoan," katanya, ketika menghadiri acara Diskusi dan Pementasan SILATurahmi: Maen Pukulan Betawi Dulu, Maen Pukulan Betawi Kini pada Jumat (15/8) sore di Bentara Budaya Jakarta.
Apakah kaitan antara keduanya? Haruskah seseorang beragama Islam untuk memelajari silat? Mungkin ada beberapa kelompok yang menginginkan anggotanya beragama Islam karena ada aliran silat yang menggunakan ajaran agama Islam untuk melakukan tekniknya. Jadi, jika seorang murid tidak beragam Islam, mungkin ada beberapa aliran yang tak bisa dilakukannya.
Seperti Abdul Lateef Abdullah, pria Amerika yang bergabung ke agama Islam karena belajar silat. Ia adalah seorang sarjana Ilmu Politik dan Ekonomi di University of Delaware, mencapai gelar Master di bidang social work dari University Columbia, dan menyelesaikan gelar Ph.D. dari Institute for Community and Peace Studies di Universiti Putra Malaysia di bidang Youth Studies.
Dalam misi pencarian spiritualitas, Abdul mengikuti teman sekamarnya yang merupakan seorang mahasiswa bela diri belajar silat di New York tahun 1998. Menurutnya, ia menemukan yang dicarinya sebagai spiritualitas dalam silat yang kemudian membuatnya tertarik untuk masuk Islam.
Namun, ada pula kelompok pengajar yang tidak mengharuskan muridnya beragama Islam karena silat adalah produk bersama, dan layaknya pelajaran di sekolah bisa dikonsumsi oleh siapapun yang tertarik.