Pasukan Kurdi yang didukung oleh serangan udara AS berupaya merebut bendungan di Mosul dari kelompok militan ISIS yang kini berganti nama jadi Negara Islam di Irak utara.
Operasi untuk menguasai kembali dam terbesar di negara itu dilakukan sejak Sabtu (16/8) kemarin dengan serangan oleh pesawat tempur F-18 dan pesawat tanpa awak (drone), seperti disampaikan pejabat AS.
Komando pusat AS mengatakan telah melakukan sembilan kali serangan udara pada Sabtu yang mengenai target wilayah dekat Arbil dan dam di Mosul.
Pernyataan militer AS menyebutkan serangan menghancurkan sejumlah kendaraan pengangkut senjata.
Pejabat militer AS mengatakan kepada NBC News bahwa keputusan untuk mengambil alih bendungan dilakukan setelah intelejen menunjukkan ISIS "belum sampai pada titik akan meledakkan instalasi".
Pejuang Kurdi Peshmerga telah mengunci posisi kelompok militan, dan disebutkan adanya serangan darat yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Seorang komandan Kurdi Mayor Jenderal Abdelrahman Korini, mengatakan kepada AFP bahwa Peshmerga telah menguasai bagian timur bendungan dan masih terus "menyerang".
Sementara itu, laporan menyebutkan peristiwa pembantaian kembali dilakukan ISIS terhadap warga sipil non-Muslim di sebuah desa di dekat Sinjar.
Selain itu, ISIS juga diduga membunuh 700 orang warga di dekat perbatasan Provinsi Deir Ezzor yang kayak minyak, menurut sebuah laporan yang belum dapat diverifikasi secara independen.