Indonesia terkenal di dunia memiliki beragam macam jenis anggrek yang cantik dan langka. Salah satunya adalah anggrek bernama latin thaenophylum.
Anggrek jenis ini terbilang unik karena ukurannya yang sangat kecil. Bahkan, ukuran paling besar hanya setengah sentimeter. Anggrek ini bisa dikatakan anggrek terkecil di dunia.
Untuk bisa melihat anggrek thaenophylum tidaklah mudah. Pasalnya, di Indonesia baru ada dua lokasi yang diketahui tumbuh anggrek jenis ini. Lokasi pertama ada di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat dan lokasi lainnya di Taman Hutan Raya (Tahura) Juanda, Dago, Bandung, Jawa Barat.
Jika berkunjung ke Tahura Juanda, pengunjung yang ingin melihat anggrek ini dipastikan bakal kesulitan. Sebab, tanaman kecil yang bersifat saprofit ini hanya tumbuh bertengger di salah satu pohon meranti merah (Shorea sp) setinggi 25 meter yang tumbuh di area blok pemanfaatan Tahura Juanda.
Kepala Seksi Pemanfataan Taman Hutan Raya Juanda, Lianda Lubis, mengatakan, anggrek langka ini diprediksi akan mekar dalam waktu beberapa hari ke depan. Jika mekar, bunganya akan terlihat berwarna putih berpadu hijau.
"Pertama kali ditemukan tahun 2008 lalu sama penjaga. Cuma hidup di pohon ini (meranti merah) saja. Kita pernah coba pindahkan tapi malah mati," kata Lianda saat ditemui di Tahura Juanda, Kamis (21/8).
Lianda menambahkan, keunikan lain dari anggrek ini adalah ukuran daunnya yang lebih besar daripada bunganya. Selain itu, meski kulit pohon meranti merah tempat anggrek tersebut bernaung terkelupas, anggrek tersebut tetap hidup dan berkembang biak terus-menerus.
Usia mekar anggrek tersebut juga tidak jauh berbeda dengan anggrek kebanyakan. Setelah mekar selama tiga pekan, anggrek thaenophylum ini akan kering dan mati. "Tumbuh dan mekar lagi sekitar tiga bulan kemudian," ujarnya.
Meski terbilang tanaman langka, Lianda mengakui tidak ada perawatan khusus untuk anggrek tersebut.
"Ya, tumbuh begitu saja tanpa dirawat. Tapi tetap kita awasi," jelasnya.
Demi menjaga kelestarian anggrek langka itu, Tahura Juanda akan segera menyiapkan pagar pembatas. Menurut dia, banyak orang yang tidak mengetahui kalau tanaman yang menempel di pohon tersebut adalah jenis anggrek langka.
"Banyak yang mengira lumut. Tapi sebenarnya bukan pengunjung yang dikhawatirkan, tapi kalau ada acara di sini suka ada yang pasang spanduk di pohon. Kita khawatir mereka malah merusak," bebernya.
Bagi penggila anggrek yang ingin melihat anggrek thaenophylum ini mekar di Tahura Juanda dalam waktu dekat ini, tidak ada salahnya membawa alat bantu pengelihatan seperti kaca pembesar. Sebab, dengan bentuk yang super kecil, pengunjung bakal kesulitan melihat keindahan anggrek itu.