Banyak sekolah di Kabupaten Semarang dinilai memiliki persoalan sanitasi yang buruk karena minimnya kualitas dan kuantitas toilet atau WC di masing-masing fasilitas pendidikan di kabupaten ini. Setidaknya, ada 1.000 toilet yang harus dibangun segera.
Pemerhati Pendidikan Kabupaten Semarang, Zainal Abidin mengatakan, hampir seluruh sekolah di Kabupaten Semarang kekurangan toilet. Jumlah toilet sangat tidak seimbang dengan jumlah siswa yang ada.
"Seperti yang saya lihat langsung di Getasan ada sekolah yang jumlah siswanya 250, sementara toiletnya hanya 2. Bayangkan kalau istirahat lalu mereka berebut untuk ke belakang. Kondisi itu hampir merata dan tidak hanya SD saja tetapi juga SMP dan lainnya. Paling tidak untuk SD di sini butuh sekitar 1000 WC atau toilet," kata Zainal yang juga mantan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang, Jumat (22/8) siang.
Menurut Zainal, masalah sanitasi masih belum mendapatkan porsi yang cukup dalam membangun fasilitas pendidikan. Semestinya membangun sekolah itu juga sama seperti membangun mal, yakni memikirkan tempat parkir, toilet dan fasilitas pendukung lainnya.
"Saya dengar tahun ini sudah dianggarkan. Tetapi memang pemerintah anggarannya terbatas. Jadi memang peran masyarakat untuk masalah sanitasi sangat penting," pungkas Zainal.
Sebelumnya, Kasi Sarana dan Prasarana (Sarpras) SD Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Riyadi, menyebutkan, kondisi toilet di 530 SD di Kabupaten Semarang belum seluruhnya memenuhi standar kesehatan. Sebab saat ini rata-rata satu SD baru memiliki 2 toilet.
"Itu pun masih ada yang belum sesuai standar kualitas, misalnya kebersihannya, bahannya dan ada sekat pemisah antar WC laki-laki dan perempuan," kata Riyadi.
Secara bertahap, kata Riyadi, sedikitnya tiap tahun pihaknya mengusulkan pembangunan toilet di 106 SD yang ada.