"Pepe the Missionary" mati dalam usia 60 tahun, menurut keterangan para pejabat Ekuador, Jumat (22/8). Pepe adalah kura-kura raksasa yang terkenal dan menjadi salah satu hewan yang paling banyak difoto di Kepulauan Galapagos, Ekuador.
"Pepe, yang tinggal di kandang di Galapagos National Park Interpretation Center, mati karena sebab alamiah," kata direktur ekosistem taman itu, Victor Carrion. "Beberapa organ tubuhnya perlahan gagal fungsi."
Adapun direktur taman, Arturo Izurieta, menyatakan duka atas kematian kura-kura itu di laman Twitter-nya. "Setelah hidup 60 tahun, Misionaris Pepe akan tetap ada dalam kenangan kita," ujar Izurieta.
Meski demikian, lanjut Izurieta, kematian Pepe tak membuat spesies kura-kura ini terancam keberadaannya. Pepe adalah anggota spesies Chelonoidis becki yang berasal dari Wolf Volcano di Pulau Isabela. Sekitar 2.000-an kura-kura dari spesies ini hidup di habitat asli mereka.
Pepe diadopsi oleh keluarga dari pulau San Cristobal pada 1940-an. Nelayan setempat menamainya Pepe. Namanya bertambah menjadi Misionaris Pepe, ketika dia diberikan kepada misionaris Fransiskan di pulau itu pada 1967.
Sesudahnya, Pepe menjadi maskot misionaris tersebut dan menjadi peliharaan tercinta komunitasnya. Dia sering difoto dan mendapat makanan dari para tamu. Para misionaris menyerahkan Pepe ke taman nasional pada 2012.
Penyerahan Pepe ke taman nasioanl terjadi pada tahun yang sama dengan kematian anggota terakhir kura-kura subspesiden Geochelone nigra abingdoni, Lonesome George. Kura-kura yang kemudian punah ini juga dulu sangat terkenal.
Kepulauan Galapagos terkenal karena flora dan fauna yang unik. Tanaman dan hewan di kepulauan ini merupakan salah satu lokasi utama yang dipelajari Charles Darwin saat mengembangkan teori tentang evolusi.