Sejumlah kalangan menaruh harapan besar pada pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Nurul Taufiqu Rochman, Kepala Pusat Inovasi Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah salah satunya.
Ditemui pada Jumat (22/8) dalam Talkshow MIPA untuk Negeri (MUN) di Universitas Indonesia, penerima Habibie Technology Awards 2014 ini berharap Jokowi-JK bisa mewujudkan mimpi lama mempertemukan peneliti dengan industri.
"Mempertemukan peneliti dan industri itu pencetusnya Pak Kusmayanto Kadiman (Menristek periode 2004-2009). Sudah dibahas sejak lama. Tapi kok sampai sekarang belum kunjung tiba. Masih teori," katanya.
Nurul melihat, masalah yang menghambat aplikasi hasil riset untuk industri salah satunya ada dalam dunia penelitian. Banyak riset yang belum punya arah dan terpencar. Di sisi lain, permintaan industri juga belum bisa dipenuhi karena kekurangan jumlah peneliti.
Pengetahuan dunia industri tentang hasil riset yang bisa dimanfaatkan pun masih kurang. Selain itu, jumlah industri yang berbasis riset masih minim. Ada pula keengganan untuk menerapkan hasil riset peneliti Indonesia.
Pusat Inovasi LIPI sebenarnya sudah berupaya menjembatani peneliti dengan industri. Misalnya, melakukan pengkajian akan ekonomi suatu riset dan memperkenalkannya pada industri kecil. Tapi, lembaga itu juga punya masalah karena dana riset yang dipotong.
Menurut Nurul, diperlukan seseorang yang mampu menyatukan kekuatan dalam riset dan aplikasinya. Gagasan dan program saat ini sudah cukup bagus namun belum ada eksekutor yang tepat untuk melaksanakannya.
"Menurut saya, harus ada seleksi yang bagus untuk memilih eksekutor. Artinya pimpinan lembaga," ungkap Nurul. Eksekutor harus memiliki pengalaman dalam riset dan aplikasinya serta memiliki kecakapan organisasi.
Salah satu eksekutor yang penting adalah Menristek. Nurul menuturkan, Menristek harus punya pengalaman riset, memahami kekuatan lembaga riset dan memikirkan masa depannya. Ia juga harus didukung oleh tim yang solid.
Menristek juga harus punya leadership. "Secara strategik, dia harus punya expertise, agar menghasilkan sebuah output yang jelas," kata Nurul. Nah, siapa layak menjadi Menristek 2014-2019?