Pertumbuhan Penduduk Berpotensi Timbulkan Konflik Bangsa

By , Senin, 25 Agustus 2014 | 17:19 WIB

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengundang Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D, SpGK sebagai pembicara dalam Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XIV, di Auditorium LIPI, Jakarta. Orasi ilmiah dosen di berbagai Universitas dalam maupun luar negeri ini mengangkat tema tentang Bonus Demografi: Tantangan Peneliti untuk Pengabdian yang Konkret dalam Pembangunan Negara dan Bangsa.

Dalam orasi ilmiahnya, Kepala BKKBN ini banyak menyinggung tentang berbagai masalah yang akan timbul dampak tak terkendalinya populasi manusia di dunia.

Intinya, untuk menambah satu miliar ‘penghuni’ bumi tak butuh waktu lama.

Pertumbuhan manusia memang tidak dapat dielakkan. Tahun pertama Masehi jumlah manusia yang berada di sulurh dunia diperkirakan sekitar 250 juta dan terus meningkat. Di tahun 1800 saja, populasi manusia meningkat tajam mencapai satu miliar. Berselang satu abad penduduk dunia terus membengkak hingga tiga kali lipat menjadi sekitar 3 miliar. Intinya, untuk menambah satu miliar ‘penghuni’ bumi tak butuh waktu lama. 

PBB memberi peringatan bahwa peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menyebabkan bumi menjadi sesak. PBB menggambarkan dengan tiga skenario tentang pertumbuhan manusia, yakni asumsi tinggi, asumsi medium, dan asumsi rendah.

Asumsi tinggi ditandai dengan Total Fertility Rate (TFR) di atas 2,1. Asumsi medium TFR berada di antara 1,8 - 2,1 dan asumsi rendah berada di bawah 1,8.  Jika asumsi medium yang akan terjadi maka di tahun 2050, dunia akan dihuni 9,3 miliar manusia. Padahal Fasli Jalal, mengatakan bahwa idealnya bumi hanya dapat dihuni empat miliar manusia saja. Namun saat ini, dunia sudah dihuni sebanyak 7 miliar orang atau setara satu setengah idealnya bumi.

Bencana dunia

Menurut PBB tahun 2050, India akan menjadi negara terbesar di dunia dengan populasi penduduk mencapai 1,69 miliar, diikuti Tingkok dengan 1,31 miliar, Nigeria dengan 433 juta jiwa, Amerika di peringkat empat dengan 423 juta jiwa, peringkat kelima dipegang Pakistan dengan 312 juta orang dan di posisi enam ditempati Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa.

Manusia tidak lagi berperang untuk mendapatkan kekuasaan melainkan pemenuhan kebutuhan

Peningkatan jumlah populasi manusia dikarenakan tidak seimbangnya tingkat kelahiran, tingkat kematian manusia, dan perpindahan penduduk. Jika ketiga faktor ini tidak dikelola dengan baik, maka berbagai permasalahan akan timbul.

Manusia tidak lagi berperang untuk mendapatkan kekuasaan melainkan pemenuhan kebutuhan, demikian Fasli Jalal menganalogikan kemungkinan yang akan terjadi.

Berbagai masalah mungkin saja terjadi akibat pertumbuhan penduduk. Seperti kebutuhan pangan dan air yang kian tipis, justru berbanding terbalik dengan permintaan energi yang terus meningkat.

Terlebih sumber daya alam yang semakin menipis dikhawatirkan akan menimbulkan konflik bangsa. Perlu ada perhatian lebih untuk menekan pertumbuhan penduduk dan menjauhkan dari konflik bangsa.