Bukan hanya yang mengandung banyak zat gizi, jenis makanan yang layak dikonsumsi juga semestinya bisa mendatangkan rasa kenyang dalam waktu lebih lama.
Itu sebabnya, hati-hati mengonsumsi 7 jenis camilan berikut ini, karena justru bisa membuat Anda akan merasa lapar dan membuat ngemil lebih banyak lagi. Apa saja?
- Roti Putih: Menurut Alan Aragon, pakar nutrisi dari Los Angeles, Amerika, kandungan karbohidrat sederhana dalam bentuk fruktosa di dalam roti putih bisa membuat kadar gula darah naik dan turun seketika sehingga mengakibatkan Anda merasa lapar. Hal ini dibuktikan melalui sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2013 dan diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
- Fast Food: Kebanyakan jenis makanan cepat saji mengandung MSG (monosodium glutamate) alias penguat rasa dalam jumlah cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan di University of Sussex, Inggris, menemukan bahwa responden yang mengonsumsi makanan mengandung MSG akan merasa kenyang dalam rentang waktu 30 menit, namun kemudian terserang rasa lapar setelah 1 jam kemudian.
- Keripik Kentang: Sama seperti fast food, mayoritas jenis keripik kentang yang dijual di pasaran mengandung MSG dalam jumlah tinggi sehingga justru bisa memicu rasa lapar setelah menyantapnya. Bukan hanya itu, cita rasa yang asin gurih serta kandungan air dalam jumlah amat minim di dalam keripik kentang akan membuat Anda merasa kehausan setelah mengonsumsinya. Rasa haus ini seringkali disalahartikan oleh tubuh sebagai rasa lapar sehingga Anda akan terus mencari camilan hingga perut benar-benar terisi penuh.
- Permen Karet: Mengunyah permen karet memang terkadang berguna untuk mengalihkan perhatian dari kegiatan makan. Tetapi, hal ini tidak selalu bisa membuat Anda melarikan diri dari rasa lapar. Justru, kegiatan mengunyah permen karet akan memicu produksi air liur yang kemudian menstimulasi produksi asam lambung apabila air liur tertelan. Munculnya asam lambung akan membuat tubuh menyangka ada makanan yang perlu dicerna pada saat itu. Mekanisme inilah yang pada akhirnya akan membuat Anda merasa lebih lapar.
- Makanan Awetan: Berbeda dengan bahan makanan segar, bahan pangan yang diawetkan atau yang dikemas di dalam kaleng biasanya tidak mengandung cukup serat yang akan mengembang di dalam perut dan menimbulkan rasa kenyang. Karenanya, setelah makan dalam porsi yang sama, mereka yang menyantap makanan yang diawetkan akan merasa lebih lapar dibandingkan orang yang menyantap makanan segar. Selain itu, bahan pangan dalam kaleng juga biasanya mengandung senyawa kimia BPA dalam kadar bervariasi. Paparan terhadap BPA, menurut penelitian yang dilakukan di Harvard University, mampu menekan pelepasan hormon leptin—yang berguna memberikan sinyal kenyang, sehingga membuat seseorang terus-menerus merasa lapar.
- Minuman Bersoda: Rasa manis dari minuman bersoda memang kelihatannya bisa membuat kita lupa akan rasa lapar. Tetapi jangan salah, penelitian yang dilakukan di Yale University, Amerika menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda, tidak mampu mendatangkan rasa kenyang seperti yang didapatkan orang ketika minum air gula biasa. Hal ini tercermin dari aktivitas otak responden yang diamati dengan melakukan tes MRI. Menurut peneliti, hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan fruktosa (dari sirup jagung) di dalam minuman bersoda. Asupan fruktosa membuat tubuh tidak bisa memanfaatkan hormon leptin secara optimal sehingga Anda tetap merasa lapar setelah menenggak minuman bersoda.
- Alkohol: Alkohol merupakan salah satu jenis minuman yang mengandung kalori dalam jumlah tinggi sehingga tidak ideal dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalani program diet. Bukan hanya itu, konsumsi alkohol juga diketahui mampu menguatkan sensitivitas seseorang terhadap cita rasa makanan sehingga selera makannya akan meningkat. Menurut Aragon, konsumsi alkohol juga bisa mengakibatkan tingkat kesadaran dan ketajaman otak seseorang berkurang secara berangsur sehingga melupakan segala konsekuensi akibat menyantap makanan terlalu banyak. Alhasil, tak ada lagi yang bisa menghalangi Anda untuk melahap makanan dalam porsi berlebihan.