Balai Konservasi Borobudur Menjadi Pusat Studi Nasional

By , Jumat, 29 Agustus 2014 | 18:30 WIB

Balai Konservasi Borobudur (BKB) di kompleks Taman Wisata Candi Borobobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, disebut tidak lama lagi akan menjadi pusat studi dan pelatihan skala nasional. “BKB nantinya akan dijadikan pusat konservasi bangunan, tidak hanya bangunan batu saja tetapi keseluruhan, seperti kayu, bata, dan yang lain," kata Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto, dalam seminar 200 tahun Penemuan Candi Borobudur dan peluncuran buku Trilogi Borobudur, di Magelang, Kamis (28/8). Perubahan "status" BKB ini, ujar Harry, dilakukan berbarengan dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Dia mengatakan, kedua situs dinilai layak menjadi pusat kajian tingkat nasional dan ASEAN, dari 14 UPT yang ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.“Dua tempat ini sudah mengalami proses yang cukup panjang untuk dijadikan sebagai tempat kajian skala nasional. Pada 1995, BKB sempat dijadian tempat pelatihan training konservasi bangunan batu se ASEAN," papar Harry. Rencana tersebut disambut positif oleh Kepala BKB, Marsis Sutopo. Sampai saat ini, BKB menjadi satu-satunya balai konservasi di Indonesia. BKB juga telah menjadi tempat studi, kajian, dan pelatihan bagi tenaga ahli batu, kayu, bata logam, dan bahan keramik. “Namun untuk mendukung rencana itu pastinya memerlukan peningkatan sarana dan prasarana," kata Marsis. Menurut dia, perlu pula ada penambahan dan peningkatan sumber daya manusia. "Misalnya, kami masih belum punya tenaga ahli di bidang kertas dan kain,” kata dia.