Minat masyarakat Indonesia untuk mengunjungi museum sangat rendah. Untuk menggalakkan minat mengunjungi museum, Starbucks Indonesia turun tangan menyasar kalangan muda melalui program "Ayo ke Museum".
“Pada tahun sebelum 2010, pengunjung museum masih kalah banyak dengan pengguna narkoba. Mungkin enakan pakai narkoba daripada ke museum ya,” seloroh Dhani dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman di konferensi pers "Ayo ke Museum" bersama Starbucks Indonesia, Kamis (28/8) di gerai Starbucks Stasiun Kota.
Terkesan seperti melucu, tapi maknanya sangat dalam dan menunjukkan bahwa minat orang Indonesia untuk berkunjung museum sangatlah rendah. “Merupakan pekerjaan berat untuk menarik masyarakat mengunjungi museum-museum di Indonesia,” kata Dhani.
Oleh karena itu bantuan dari lembaga apa pun yang ingin membantu menarik masyarakat akan disambut dengan senang hati. Salah satunya adalah Starbucks Indonesia.
“Program ini ditujukan untuk kalangan muda dari umur 20 sampai 30 tahun akan mengunjungi museum dan tidak bosan, tentu anak kecil dan tua pun dibolehkan,” jelas Direktur Starbucks Indonesia, Anthony Cottan. “Tapi gairah dari kalangan muda umur 20 sampai 30 tahun yang sangat kuat untuk kami,” tambahnya.
Prosedur program ini sendiri cukup mudah, yaitu dengan mengunjungi gerai Starbucks pada hari Kamis dan berbelanja menggunakan kartu Starbucks tanpa jumlah minimum akan mendapat dua tiket museum di kota masing-masing.
Program "Ayo ke Museum" berlangsung dari 28 Agustus sampai 25 Desember 2014 dan berlangsung di 10 kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Medan, Bali, Makassar, Palembang dengan melibatkan 19 museum.