Hallucigenia hidup di masa Ledakan Kambrium, yaitu ketika kehidupan binatang penuh dengan keberagaman. Siapakah Hallucigenia ini? Ia diketahui sebagai nenek moyang cacing beludru.
"Sering terpikirkan bahwa kelompok binatang zaman sekarang adalah hasil evolusi di waktu Ledakan Cambria," kata Smith. "Tapi evolusi adalah proses bertahap: anatomi kompleks yang ditemukan saat ini muncul langkah demi langkah, satu fitur pada suatu waktu. Dengan mengartikan fosil 'perantara' seperti Hallucigenia, kita dapat menentukan bagaimana kelompok hewan yang berbeda membangun tubuh modern mereka."
Cacing-cacing ini merupakan penghuni dasar laut dan pertumbuhannya hanya mencapai 35 milimeter. Namanya diambil dari kata "halusinasi" karena wujud tubuhnya yang aneh. Kepalanya mirip seperti ekor, dan binatang ini memiliki tujuh atau delapan pasang kaki yang aneh yang terlihat seperti duri di punggungnya.
Tahun 1922, Lars Ramskold di Museum of Natural History di Swedia, menerbalikkan cacing tersebut dan masih membingungkan para peneliti. "Dengan orientasi yang benar pun, Hallucigenia telah dianggap bermasalah, karena ada beberapa fiturnya terhubung langsung dengan organisme hidup," kata Ortega-Hernandez kepada Live Science melalui surat elektronik.
Cakar dari makhluk ini adalah kunci utama dari teka-teki membingungkan tersebut. Cakar Hallucigenia terbuat dari material mirip kuku jari yang tertumpuk (seperti boneka Rusia). Struktur kuku ini adalah struktur yang ditemukan pada cakar kunyah yang dimodofikasi pada cacing beludru.
"Hal ini sangat signifikan, karena merupakan satu-satunya konfigurasi lain yang ditemukan pada cacing beludru (yang juga dikenal sebagai onychophorans)," tulis Ortega-Hernandez.
Detil penemuan ini dikemukakan dalam jurnal Nature, di mana Hallucigenia diletakkan segaris dengan cacing beludru, tetapi mengganggu hubungan antara cacing-cacing tersebut dengan laba-laba modern, serangga dan krustasea (arthropoda). Faktanya, arthropoda justru lebih dekat dengan organisme aneh lainnya: beruang air atau tardigrade, yang sangat kuat.
Ketika para peneliti menemukan fosil cacing Hallucigenia pertama kali di tahun 1970an, karena kebingungan, mereka mengira kepalanya adalah ekor, dan kakinya adalah duri. Sekarang, cacing berumur 505 tahun ini, yang fosilnya ditemukan di Burgess Shale Kanada, telah dimasukkan ke dalam sebuah pohon keluarga cacing beludru. Hal ini dilihat dari cakarnya yang aneh, juga wujudnya yang unik dan kemiripannya dengan siput tetapi berkaki kelabang.
Menurut penulis studi Javier Ortega-Hernandez yang merupakan ahli paleobiologi di University of Cambridge, penemuan ini sangat mengejutkan karena ia menulis ulang evolusi sejarah dari laba-laba, serangga dan krustasea. Sebagian besar penelitian genetik telah menemukan bahwa makhluk-makhluk arthropoda ini berkerabat dekat dengan cacing beludru zaman sekarang. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa cacing beludru hanyalah sepupu jauh arthropoda.
"Cakar aneh dari Hallucigenia bagaikan pistol yang memecahkan debat yang panjang dan panas dalam hal evolusi biologi," kata peneliti Martin Smith, ilmuwan bumi di University of Cambridge.