Dua gedung bioskop di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yakni Mulia Agung Theater dan Bioskop Grand pernah menjadi saksi era keemasan perfilman Indonesia pada 1970-1980-an. Saat itu, berbagai film bagus turut diputar di dua bioskop ini.
Berdasarkan gambaran salah seorang ibu di sana, pada eranya, kedua bioskop itu ramai dikunjungi warga.
Dulu, bioskopnya gak begini. Ada air mancur di tengah, ada permainan, ada penjagaan dari satpam yang ketat. Pokoknya, nggak kayak sekarang yang makin nggak keurus," ujarnya, Jumat (29/8).
Berdasarkan pantauan, kedua bioskop ini banyak menayangkan film-film kuning. Terlihat beberapa poster erotis lusuh di dinding-dinding bioskop. Debu-debu juga menempel pada setiap sisi gedung.
Selain itu, hampir di setiap sudut ruangan gedung tua juga terbentang sarang laba-laba. Kecoak dan tikus juga terlihat berkeliaran. Pedagang di sekitar lokasi mengatakan, pengunjung yang datang ke bioskop tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun.
"Bahkan dalam sehari, cuma ada sepuluh motor yang terparkir di sini," katanya.
Ditanya alasan sepinya dua bioskop, ia mengatakan bahwa hal ini disebabkan banyaknya DVD yang dapat dibeli sendiri.
"Kan sekarang kalau kita mau nonton film, tinggal beli DVD aja. Terus, mungkin karena banyak orang nakal kali yah, orang jadi takut," tambahnya.
Salah seorang pengurus bioskop, Husein menambahkan, ketiadaan film baru menyebabkan jumlah penonton berkurang.
"Sekarang mana ada sih orang yang mau nonton film zaman dulu. Apalagi sekarang orang bisa beli DVD sendiri buat nonton," tambah Husein.